Ini Manusia Gorong-gorong Jakarta Versi Dinsos
- VIVA.co.id / Foe Peace
VIVA.co.id – Kepala Seksi Dinas Sosial (Dinsos) Kecamatan Gambir, Nilamsari menegaskan foto manusia gorong-gorong di Kali Cideng, Gambir, Jakarta Pusat yang beredar di akun twitter Dinsos DKI Jakarta merupakan laporan warga yang mengirimkannya lewat aplikasi qlue Jakarta Smart City.
"Jadi begini itu (foto manusia gorong-gorong) dapat dari qlue," ujarnya saat dihubungi VIVA.co.id, Kamis, 9 Juni 2016.
Usai mendapatkan laporan itu, lanjut Nilam, pihaknya pun langsung meninjau lokasi. Namun, sesampainya di lokasi dan melakukan pengecekan ke dalam gorong-gorong itu, pihaknya memastikan kalau tempat tersebut tidak dijadikan tempat tinggal seseorang.
Hal itu, lantaran tidak ditemukan adanya tanda-tanda kalau seseorang pernah tinggal di sana. Ditambah lagi, kondisi gorong-gorong yang berbau pesing dan tak sedap akibat banyaknya sampah sehingga tak memungkinkan kalau ada orang yang tinggal di sana.
"Kita juga sudah tanya semua warga sekitar sana. Tidak ada yang kenal dengan bapak yang ada di foto itu," katanya.
Setelah mencari-cari informasi terkait apakah benar ada orang yang tinggal di gorong-gorong itu, lalu pihaknya pun mendapatkan titik terang. Ternyata, pria tersebut bukanlah manusia gorong-gorong, atau orang yang menjadikan gorong-gorong sebagai tempat mereka berteduh dari panas matahari dan dinginnya malam.
Pria tersebut diduga merupakan salah satu pemulung yang kerap menjadikan gorong-gorong itu sebagai tempat untuk membuang air kecil, lantaran sulitnya mencari tempat untuk membuang air kecil di kawasan tersebut.
“Enggak ada kehidupan seperti di gorong-gorong di kawasan Harmoni, Gajah Mada dulu di situ memang ada, yang tidur, ada kasurnya segala macam. Yang ada di situ lumut, sampah, dan lumpur. Dugaan sementara tempat itu untuk pipis. Karena tempatnya memang agak ke dalam sehingga tak terlihat, jadi bisa buat pipis mereka (pemulung) yang kebelet. Itu fakta yang didapat sementara dari warga," ujarnya.
Sebelumnya diketahui, seorang penjual minuman di kawasan tersebut, bernama Sutar (52) menceritakan, jika gorong-gorong itu sudah dijadikan tempat tinggal para pemulung sejak 10 tahun lalu atau sekitar tahun 2006. Namun, dewasa ini, dikatakannya kalau tempat itu kini digunakan sebagian pemulung bukanlah sebagai tempat untuk berteduh, melainkan tempat untuk buang air kecil, bahkan buang air besar.