Dituding Culik Anak, Ayah Evelyn Sayangkan Sikap Komnas PA
- VIVA.co.id/Lilis Khalisotussurur
VIVA.co.id – Ayah dari Evelyn Tiandy, siswa kelas II SD yang diduga diculik empat orang tak dikenal, Budiman Tiandy menyayangkan sikap Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait yang memberikan pernyataan seakan anaknya diculik.
"Yang paling saya sayangin, saya rasa itu anak kita berdua yang harus kita jaga. Kenapa diekspose muka dia (Evelyn) kemana-mana. Pak Arist ngomong sekarang anak bahaya, harus dijaga. Kenapa harus diekspose foto anak kita kemana-mana dengan berita bohong? Itu benar-benar saya sayangkan," kata Budiman di Jakarta, Sabtu 6 Juni 2016.
Ia menambahkan, dalam laporan di Kepolisian, Ibunda Evelyn, Rita Tjoa, menyatakan melihat Budiman. Lalu menjadikan Budiman sebagai terlapor, tapi dalam keterangan pada media berbeda.
Baca juga: CCTV
"Saya Pak Arist juga sebagai publik figur karena terpercaya sebagai Komnas perlindungan anak. Publik figur seperti beliau harusnya lebih jeli. Karena saya lihat dia menunjukkan laporan kepolisian ke media dari jauh. Harusnya dia baca LP dulu secara jelas sebelum mengeluarkan statemen yang bangun opini salah," kata Budiman.
Terkait hal ini, kuasa hukum Budiman Tiandy, M. Zulfahrial menyatakan keberatannya atas pernyataan Arist yang menyebut peristiwa yang terjadi pada 17 Mei sebagai penculikan.
"Bapaknya yang ambil. Apakah bisa dikatakan penculikan? Jangan sampai ini dipolitisasi seolah bapaknya ini membawa orang-orang yang berbadan besar untuk mengambil anaknya. Itu salah besar. Itu sopir Pak Budiman Triandy," kata Zulfahrial pada kesempatan yang sama.
Ia menambahkan sopir yang dimaksud membawa Evelyn saat berjalan dengan mantan istri Budiman, Rita Tjoa atas perintah Budiman. Jarak antara Rita dengan Budiman saat Evelyn dibawa hanya 1,5 meter.