Sandiaga Klaim Punya Terobosan Baru Atasi Macet di Jakarta
- Istimewa
VIVA.co.id – Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, mengungkapkan telah melakukan kajian untuk menyelesaikan kemacetan yang kerap kali terjadi di Ibu Kota. Pengusaha kelahiran Riau 46 tahun silam ini mempunyai sebuah gagasan yang ia yakini dapat mengatasi macet. Caranya, dengan melakukan moratorium penjualan kendaraan.
"Moratorium penjualan mobil mungkin setahun dua tahun, tapi saya akan jelaskan bahwa Jakarta ini enggak bisa lagi (menambah penjualan kendaraan), jumlah jalan tidak bertambah sementara jumlah kendaraan bertambah terus," kata Sandiaga di Jakarta, Kamis, 2 Juni 2016.
Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra ini juga menyadari akan menuai banyak tentangan dengan rencana yang ia cetuskan tersebut. Namun, menurutnya, saat ini tidak ada pilihan lain yang dinilai lebih efektif.
"Saya sadar, saya bakal enggak populer. Big business yang selama ini dekat dengan saya akan marah. Saya akan bilang show me a solution. Jangan menunggu 2019 ada MRT. 2019 mudah-mudahan aman," kata dia.
Sebagai pengusaha yang kebetulan memiliki bisnis di bidang otomotif, Sandiaga paham bahwa moratorium kendaraan akan ditentang oleh dunia usaha. Namun Sandiaga bersikukuh jika kebijakan ini efektif untuk menangani macet di Jakarta.
"Ini saya udah diingetin. Saya bakal dihajar habis-habisan. Saya bakal nggak populer.Big business yang selama ini dekat dengan saya akan marah," ujarnya.
Pria lulusan Wichita State University Amerika Serikat ini juga bukan dengan seenaknya memutuskan moraturium tanpa memikirkan nasib para perusahaan dan investor di bidang otomotif, dia akan memberikan Insentif bagi para perusahaan otomotif.
"Kita akan bilang setelah kita kaji selama dua tahun. selama (moraturium) ini ke depan kita kasih insentif bagi mereka. Bagaimana mereka nanti setelah itu dalam melakukan perizinan maupun dari aspek ramah lingkungan maupun teknologinya, mereka akan dapat insentif," ujarnya.
Sandi menilai, begitu banyak kerugian yang ditimbulkan akibat macet yang tidak hanya dihitung secara ekonomis. Tetapi terjadi juga kerugian sosial yang ditimbulkan akibat terlalu banyak menghabiskan waktu di jalan. Untuk itu, ia berharap pola pikir warga Jakarta lebih memilih transportasi publik.
"Yang dilakukan oleh Pak Gubernur Basuki udah bagus. Jadi TransJakarta ditambah habis-habisan," ujar dia.
(ren)