Ahok Ungkap Kedekatannya dengan PDIP dan Megawati
- Fajar GM - VIVA.co.id
VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan dirinya memiliki kedekatan secara pribadi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Basuki alias Ahok menceritakan, kedekatannya bermula pada tahun 1992. Saat itu, PT. Nurindra Ekapersada, perusahaan tambang yang ia dirikan di Bangka Belitung, memiliki kecenderungan mendukung Partai Demokrasi Indonesia (PDI), cikal bakal PDIP.
"Dari tahun 1992, saat saya mulai kerja, memang kita dukung PDI," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Senin, 23 Mei 2016.
Pada tahun 1996, saat terjadi kerusuhan dalam upaya pengambilalihan kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI di Jakarta Pusat, perusahaannya sampai membuat semacam posko untuk menggalang dukungan untuk mengganti kerugian yang timbul akibat kerusuhan.
"Kami sampai bentuk posko. Jadi hubungan kami memang dekat," ujar Ahok.
Ahok mengatakan, kedekatan hubungan itu, sampai membuatnya ditawari dua kali untuk diusung PDI-P untuk maju menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Bangka Belitung, pada Pemilihan Umum (Pemilu) 1997 dan 1999.
Namun, karena belum tertarik berkecimpung di bidang politik, Ahok menolak tawaran. "Tahun 1999, saya juga ditawari jadi anggota PDIP, tapi saya enggak tertarik," ujar Ahok.
Ahok mengatakan, kedekatan itu terus ia jaga hingga hari ini, termasuk kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Meski demikian, Ahok belum bisa memastikan, kedekatan yang ia jaga, akan berbuah dukungan dari PDIP kepada dirinya yang telah memutuskan menggunakan jalur independen di Pemilihan Gubernur DKI 2017.
"Saya sama PDIP, sama Ibu Megawati, (memiliki hubungan) oke. Tapi partai-kan ada mekanismenya (untuk memutuskan pemberian dukungan)," ujar Ahok.