Lempar Bayi dari Atap Mal, Pipit Mengaku Ada Bisikan Gaib
- VIVA.co.id / Foe Peace
VIVA.co.id – Suasana di sebuah mal di Kota Bekasi, Jawa Barat, mendadak gempar ketika seorang pramusaji restoran siap saji berteriak histeris saat melihat sesosok bayi mungil jatuh dan langsung tewas setelah mendarat di pelataran restoran.
"Saya lihat dari tempat kerja saya, dari jendela ada benda jatuh dari atas. Lalu saya cek dengan buka kaca jendela ternyata bayi yang jatuh. Wajahnya pucat dan hidungnya mengeluarkan lendir bening seperti ingus. Dan saat dilempar itu, kondisinya dibedong sehelai kain dan tidak mengeluarkan darah" kata pramusaji bernama Zaeny, Minggu, 15 Mei 2016.
Pria 24 tahun itu sempat syok berat melihat kondisi mengerikan itu, dengan keberanian yang ada, ia melaporkan apa yang ia lihat ke petugas keamanan mal.
Namun, saat petugas tiba dan memeriksa kondisi bayi dalam gedongan itu, dari bawah terdengar teriakan bahwa ada seorang wanita nekat akan lompat dari atap gedung mal.
"Saya tidak ikut ke atas, dan saat petugas bergegas ke atap gedung untuk mengamankan pelakunya. Tapi ternyata dari bawah, pas pintu kaca dibuka, rupanya warga yang berada di luar gedung sudah berteriak bahwa ada perempuan dewasa ingin terjun dari atap gedung," katanya.
Ternyata, wanita yang akan lompat untuk bunuh diri itu adalah seorang ibu muda bernama Fitroha alias Pipit. Dan, dia adalah ibu dari bayi yang tewas dalam bedongan itu.
Saat bersamaan, Nana, supervisor kebersihan gedung mal, mendatangi lokasi tempat bayi itu berada, lalu, Nana berusaha menyelamatkan nyawa bayi yang belakangan diketahui bernama Anindita, ke klinik terdekat.
Tapi karena luka di kepala cukup parah, akhirnya Anindita dirujuk ke Rumah Sakit Bakti Kartini yang tak jauh dari lokasi menggunakan ojek di luar mal. Sayangnya, Anindita akhirnya meregang nyawa beberapa jam setelah mendapat perawatan tim medis rumah sakit.
Selanjutnya... Lempar bayi usai bisikan gaib...
***
Lempar Bayi Usai Bisikan Gaib
Sementara, seorang petugas parkir, Taufik (29) mengungkapkan, usai melempar bayinya dari atap gedung ke lantai satu, Pipit terlihat ingin menerjunkan diri. Sebab tubuh Pipit sudah mengambil ancang-ancang untuk melompat dari tepi gedung.
"Warga langsung berteriak, ‘jangan melompat bu nanti bisa celaka," ucap Taufik menirukan warga yang meneriaki pelaku.
Namun demikian, sebenarnya teriakan warga tak digubris pelaku. Untungnya, kata Taufik, tubuh Pipit berhasil ditangkap petugas keamanan yang menyusulnya ke atap gedung. Meski sudah ditangkap, Pipit membantah bahwa, dia sengaja membunuh bayi berusia 30 hari itu.
Dia berdalih nekat melakukan aksi keji itu karena mendengar bisikan ghaib. "'Saya mendapat bisikan gaib untuk membunuh bayi. Saya nggak tahu kenapa melakukan hal itu'," ujar Taufik menirukan ucapan Pipit.
Taufik menduga, pelaku mengalami depresi karena penampilannya tak seperti pengunjung mal yang mayoritas berpakaian rapi. Menurut dia, saat kejadian Pipit mengenakan pakaian tidur dan terlihat belum mandi.
"Kejadiannya pagi-pagi sekali, bersamaan dengan karyawan sedang beres-beres untuk membuka tokonya," ujar Taufik.
Selanjutnya... Perilaku aneh Pipit...
***
Perilaku Aneh Pipit
Sobirin, mertua Pipit tak dapat berbuat apa saat mendapatkan kabar, jika cucunya yang baru dilahirkan telah tiada dilempar Pipit dari atas mal.
Sobirin menceritakan, Pipit diduga mengalami depresi. Bahkan, menurutnya, Pipit telah mengalami depresi sejak kehamilan anak keduanya. Bahkan saat masih mengandung anak kedua, Pipit kerap berperilaku aneh, ia suka melamun di lapangan kosong dekat rumahnya ketika azan Maghrib.
Tak hanya itu, kata dia, saat usia kandungan sembilan bulan, Pipit kerap berjalan kaki seorang diri ke rel kereta di daerah Juanda, Bekasi Timur, pada malam hari. 'Untungnya warga sini yang melihat Pipit di sana, langsung membawanya pulang," kata Sobirin.
Sobirin menyatakan, keluarga tak tahu pasti apa yang melatarbelakangi sifat menantunya itu berubah. Namun dia menduga, sifat Pipit berubah karena tak berlapang dada dengan kondisi keluarga.
"Pipit pernah bilang, 'bapak saya perajin tempe, mertua juga perajin tempe, suami juga perajin tempe. Emang enggak ada pekerjaan lain lagi?'," ujar Sobirin menirukan ucapan Pipit.
Sobirin mengatakan, keluarga sudah membawa Pipit berobat ala kadarnya ke bidan dan dia dinyatakan sehat. Bukan hanya kerap melamun, Pipit juga menjadi seorang yang sensitif, sehingga mudah marah bila dinasehati mertuanya.
"Kalau dinasehati jangan keluar malam, malah dia yang lebih marah," Sobirin.
Selama ini, ujar dia, Pipit dan suaminya tinggal di rumah Sobirin. Namun awal April lalu, Pipit pulang ke rumah orangtuanya di daerah Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dengan alasan hendak melahirkan.
Tepat 20 hari pasca kelahiran anak keduanya, Pipit diam-diam pergi dari rumah orangtuanya ke rumah Sobirin. Keluarga Pipit sempat kebingungan, karena dia pergi tanpa meninggalkan pesan.
"Kembali ke sini sudah empat hari, sebelumnya saya dan orangtuanya sudah sering mengingatkan jangan pergi keluyuran karena tak baik, apalagi usia anaknya baru 20 hari," katanya.