Adhyaksa Dault: Jadi Pemimpin, Ahok Utamakan Pengembang
- VIVA.co.id/Purna Karyanto
VIVA.co.id – Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault siap maju dalam ajang Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 lewat jalur independen. Ia siap mengatasi berbagai masalah klasik Ibu Kota jika diberi kepercayaan memimpin Jakarta. Adhyaksa menilai hal yang dibutuhkan di Jakarta adalah kepemimpinan.
"Kalau selesaikan banjir, macet, itu manajerial, cuma waktu saja kok. Bikin studi ke luar, panggil teknisi. Tapi yang diperlukan adalah pemimpin. Harus ada musyawarah sebelum penggusuran. Bahasa-bahasa Ahok begitu, itu bukan pemimpin," kata Adhyaksa, ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Sabtu, 14 Mei 2016.
Menurut Adhyaksa, calon petahanan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok cenderung mengarahkan Jakarta ke kapitalisme sekuler. Hal itu dibuktikan dengan adanya penggusuran demi pengembang.
"Ahok ke kapitalisme sekuler, lebih utamakan pemegang dana, utamakan pengembang," ujar Adhyaksa.
Jika memimpin Jakarta, Adhyaksa akan memakai pendekatan nasionalisme religius. Ia akan menjaga segala sesuatu di Jakarta sesuai dengan fungsi dasarnya.
"Kembalikan ke fungsi dasar. Pasar Ikan itu cagar budaya, itu enggak boleh diapa-apakan. Kenapa enggak dibikin desa nelayan? Kalau semua direklamasi, jati diri Jakarta hilang," kata Adhyaksa.
Adhyaksa optimis maju menjadi pemimpin DKI Jakarta. Ia bahkan yakin bisa mengumpulkan KTP sesuai dengan yang disyaratkan, yakni 700 ribu lebih. Pihaknya sendiri telah mengumpulkan sebanyak 120 ribu.
"Target setelah puasa, Juli awal sudah terkumpul 200 ribu. Kalau belum terkumpul, saya akan sumbangkan suara ke siapa, kecuali Ahok," kata Adhyaksa.
Walaupun sama-sama dari independen, namun ia mengaku punya relawan yang berbeda dengan yang dimiliki Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Alih-alih membuka stan di mal, relawan Adhyaksa, katanya, lebih banyak bergerak di akar rumput. (ase)