Wagub Djarot: Tragedi Mei 98 Jangan Pernah Terulang
- VIVA.co.id / Rebecca Reifi Georgina
VIVA.co.id – Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyampaikan harapannya agar peristiwa Kerusuhan Mei 1998 yang terjadi 18 tahun yang lalu tidak pernah terulang.
Djarot mengatakan, peristiwa pemuncak yang mengantar kepada tumbangnya rezim Orde Baru itu benar-benar peristiwa kelam. Ribuan nyawa, termasuk milik 131 korban yang dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU), Pondok Ranggon, Jakarta Timur, menjadi saksi betapa rasa kemanusiaan yang biasanya dijunjung tinggi masyarakat Indonesia, diabaikan saat mereka frustrasi kepada pemerintah yang ada.
"Peristiwa Mei '98 betul-betul pengingkaran terhadap sila kedua Pancasila," ujar Djarot saat menyampaikan sambutannya dalam acara peringatan peristiwa Peristiwa Mei ‘98 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Sabtu, 14 Mei 2016.
Terkait runtuhnya Orde Baru, Djarot mengatakan, masa reformasi yang mengikutinya harus dipandang sebagai hal yang baik bagi bangsa. Reformasi mengantarkan negara Indonesia kepada pelaksanaan demokrasi atau kedaulatan negara di tangan rakyat yang sesungguhnya.
Adanya reformasi telah mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih menuju ke kesejahteraan 18 tahun setelah peristiwa itu terjadi.
"Saya pro terhadap reformasi. Tanpa keruntuhan Orde Baru, tidak mungkin saya menjadi Wali Kota hingga Wakil Gubernur," ujar Djarot.
Pada kesempatan yang sama, Djarot juga mendoakan arwah korban tragedi itu. Ia kemudian menaburkan bunga ke 131 pusara yang berada di sekitar prasasti peringatan Peristiwa Mei '98. (ase)