Komplotan Perampok di Angkot Kampung Melayu-Gandaria Dibekuk

Polisi bekuk komplotan pelaku pencurian dengan kekerasan di angkot.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Anwar Sadat

VIVA.co.id – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Jakarta Timur dan Unit Reskrim Polsek Makassar meringkus komplotan pelaku pencurian dengan kekerasan. 

Bekas Brimob Jadi Perampok, Akhirnya Dicokok Polisi

Komplotan itu terdiri atas IK alias Iwan (39), SH alias Bogel (28) dan TS  (29). Mereka biasa beraksi di dalam angkutan kota (angkot) dari Kampung Melayu menuju Gandaria.  

Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Polisi M Agung Budijono mengatakan, ketiga tersangka tersebut ditangkap di daerah Cawang, Kamis, 12 Mei 2016 sekitar pukul 01.00 WIB.

Terungkap, Cara Komplotan Perampok Truk Rp2,5 Miliar Beraksi

"Ketiga tersangka kami tangkap semalam saat sedang beraksi di daerah Cawang, Jakarta Timur," ujar Agung kepada wartawan.

Agung menjelaskan, saat beraksi, pelaku ada yang berperan sebagai penumpang dan ada yang memegang kendali angkutan sebagai sopir tembak. Mereka membawa penumpang dari Stasiun Jatinegara ke arah Gandaria. 

Kepolisian Buru Komplotan Perampok Koperasi

"Jadi di tengah perjalanan, mereka yang menguasai angkot itu belok ke tol dan langsung melakukan aksinya. Setelah beraksi, korbannya diturunkan di ruas jalan tol," ujar Agung.

Dari tiga pelaku, satu di antaranya Iwan, merupakan residivis atau pemain lama dengan modus menggunakan senjata tajam. 

Agung mengatakan, ketiga pelaku mengaku sudah beraksi sebanyak delapan kali di dalam angkot Mikrolet 06A. Menurut Agung, sasaran korbannya semua kalangan, tidak pandang bulu.

Ketiga pelaku tersebut kini mendekam di ruang tahanan Polres Jakarta Timur. Mereka dijerat dengan Pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan dengan ancaman hukuman di atas 5 tahun penjara.

Dalam kasus ini, polisi mengamankan barang bukti  berupa satu buah celurit, tiga buah hand phone, 1 buah badik, dan 2 buah angkot Mikrolet 06A dengan nomor polisi B-1973-WT dan B-2076-WV yang digunakan pelaku melakukan aksinya.

"Kami terus lakukan pendalaman apakah masih ada komplotan lainnya atau tidak," ujar Agung. (ase)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya