Bentrok Penggusuran Lokalisasi Dadap, Polisi Luka-luka
VIVA.co.id – Ratusan warga mengadang dan melempari anggota kepolisian yang mengawal petugas Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, untuk membagikan Surat Peringatan (SP) dua penertiban di pemukiman warga Dadap, Kecamatan Kosambi.
Wakil Kepala Polsek Teluk Naga, Iptu Suyatno, mengatakan akibat peristiwa itu, dua anggota kepolisian mengalami luka-luka. Kedua korban merupakan anggota Dalmas Polda Metro Jaya.
"Iya betul, saat ini sudah dilarikan ke rumah sakit karena bagian kepala terkena batu," kata Suyatno, Selasa, 10 Mei 2016.
Menurut Suyatno, warga tak hanya melempari anggota polisi dengan batu, tapi juga menyerang dengan menggunakan senjata bambu dan benda keras lainnya. Warga juga merusak sejumlah kendaraan yang ada di lokasi.
Keributan ini diawali penolakan warga atas kedatangan petugas yang akan membagikan dan menempel stiker SP 2 penertiban kawasan itu. Memang, sejak pagi tadi, warga sudah memblokir jalan menuju kawasan Dadap.
"Kami akan melakukan pengadangan pemberian SP 2. Kami akan tetap memperjuangkan apa yang menjadi hak kami. Kami tidak akan biarkan mereka (pemerintah-red) masuk ke kawasan kami," kata seorang warga Dadap bernama Akbar.
Pemblokiran tak hanya terjadi kali ini saja. Pada April 2016, saat pembagian SP 1, warga juga melakukan pemblokiran jalan masuk menuju kawasan itu.
Bupati Diduga Tipu Warga Dadap
Foto: Mobil yang dirusak warga Dadap, Selasa, 10 Mei 2016.
Warga Dadap terpaksa melakukan perlawanan pada petugas. Hal itu dilakukan sebagai upaya menolak penggusuran yang akan dilangsungkan Pemkab Tangerang.
Bahkan, karena terus menolak rencana pemerintah itu, Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar pernah diduga sengaja menipu warga Dadap.
Hal itu terungkap saat sebanyak 1.800 kepala keluarga yang menghuni kampung nelayan Dadap, Kabupaten Tangerang, Banten, melaporkan dugaan tindakan penipuan yang dilakukan Ahmed Zaki Iskandar ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, pada Senin, 2 Mei 2016.
Saat itu, Saifullah, perwakilan warga yang juga tokoh agama setempat di Kantor LBH Jakarta mengungkapkan, tindakan penipuan itu dilakukan Bupati Tangerang dalam undangan sosialisasi penggusuran kawasan tempat tinggal warga.
Menurut Saifullah, awalnya dalam undangan, Ahmed Zaki mengaku akan mensosialisasikan tentang penutupan lokasi lokalisasi dan kafe yang berdiri di kawasan pesisir laut Jawa itu.
"Kami awalnya diundang untuk sosialisasi penutupan kafe serta lokalisasi. Kami antusias, kami datang hampir 300 orang untuk ikut undangan bupati," ujar Saifullah.
Namun, ternyata saat mereka datang, mereka malah mendapatkan fakta berbeda. Ternyata undangan itu sosialisasi penggusuran.
Tak hanya itu, di lokasi sosialisasi, warga yang datang diperlakukan secara tak wajar. Mereka digeledah petugas kepolisian.
"Kami digeledah semua, layaknya teroris. Ada Densus juga. Ternyata isinya sosialisasi tentang rencana pembongkaran kawasan Dadap, tidak sesuai dengan undangannya," kata Saifullah
Mereka kecewa lantaran sepekan setelah mereka menerima undangan sosialisasi penutupan lokalisasi, masyarakat berinisiatif menutup kafe dan lokalisasi yang ada. (ase)