Cara Sandiaga Uno agar Diusung Gerindra Jadi Cagub DKI
- VIVA.co.id/Mitra Angelia
VIVA.co.id – Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno, atau sering dipanggil Sandi Uno mengatakan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan memilih calon yang terbaik untuk diusung dalam Pemilukada DKI Jakarta 2017 mendatang.
"Saya yakin, pak Prabowo akan memilih calon yang terbaik, yang bisa membawa Jakarta ke arah yang lebih maju ke depan," kata Sandi Uno, saat mengunjungi pasar tradisional Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu 7 Mei 2016.
Terkait keyakinannya akan dukungan Prabowo dalam proses penjaringan di Partai Gerindra, pengusaha muda ini mengatakan, yang terpenting dirinya terus turun ke masyarakat untuk menyapa dan mendengar aspirasi mereka, serta tidak banyak menebar pencitraan.
"Konsepnya, dekat dengan rakyat, tidak terlalu banyak pencitraan-pencitraan. Dekat dengan rakyat, menyapa rakyat, para pedagang tradisional," ujarnya.
Selain itu, ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) ini mengatakan, Partai Gerindra tengah melakukan simulasi antarpasangan bakal calon Gubernur dan bakal calon wakil Gubernur DKI Jakarta.
"Akan dikerucutkan jadi tiga nama. Sekarang lagi dilakukan simulasi-simulasi. Hasilnya itu, setelah Lebaran," ujarnya.
Seperti diketahui, Sandi Uno merupakan salah satu dari tiga nama bakal calon gubernur dalam penjaringan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Selain nama Sandi, ada pula mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra.
Partai Gerindra memiliki 15 kursi wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta. Untuk mengusung calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta, Partai Gerindra harus berkoalisi dengan partai politik lainnya.
Agar mencapai kuota persyaratan 22 kursi untuk mengusung pasangan calon, Gerindra masih membutuhkan tujuh kursi lagi. (asp)
Ahmad Muzani Tegaskan Gerindra Tidak Serang PDIP soal Kenaikan PPN 12%
Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani membantah partainya menyerang PDI Perjuangan (PDIP) terkait kebijakan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 pers
