Acara The 3rd Asean Literary Festival 2016 'Dikepung' Polisi
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id – Ketua Dewan Kesenian Jakarta, Irawan Karseno, mengutuk tindakan sejumlah kelompok yang menghalang-halangi setiap usaha historis pembuka tabir gelap dalam sejarah di Indonesia.
Hal ini dilakukan terkait acara 'The 3 Asean Literary Festival 2016' yang berlangsung di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, 5-8 Mei 2016. Sempat terjadi sebuah aksi hingga akhirnya acara ini mendapatkan pengawalan cukup ketat dari jajaran Polda Metro Jaya hingga Polres Jakarta Pusat.
Adapun aksi yang sempat dilakukan Kamis siang tersebut, diketahui karena salah satu program yang diusung panitia acara The 3rd Asean Literary Festival 2016 terkait latar belakang sejarah 1965 dan juga wacana LGBT. Menurut Irawan, pelarangan kegiatan di atas tidak semata-mata berurusan dengan masyarakat Indonesia, melainkan masyarakat dunia.
"Karena itu, palarangan terhadap program The 3rd Asean Literary Festival 2016 yang berkaitan dengan tema tersebut, sangat mempermalukan kesadaran sejarah bangsa kita terhadap sejarah kita sendiri di mata dunia," ungkap Irawan di hadapan pewarta di gedung Teater Jakarta, TIM, Cikini, Jakarta, Kamis, 5 Mei 2016.
Oleh karenanya, Irawan menyatakan tetap mendukung seluruh program The 3rd Asean Literary Festival 2016 yang sedang dijalankan.
"Karena kita menghargai semua lapisan publik yang mau melibatkan diri ke dalam proses berdemokrasi dan perwujudan hak berekspresi," ucapnya.
Selain itu, lanjut Irawan, ia meminta agar sastrawan, seniman dan masyarakat pada umumnya tetap memelihara akal sehat dalam menghadapi berbagai provokator sejarah yang terus bergerak agar tidak tetap hidup sebagai bangsa yang buta sejarah.
Irawan juga mengingatkan, para pihak pelarang untuk menghentikan dan tidak mengatasnamakan agama maupun alasan keamanan untuk melarang setiap tindakan mempelajari kondisi yang berakar dalam masyarakat.
Dari pantauan VIVA.co.id, hingga saat ini acara yang sedang berlangsung memang terlihat mendapatkan pengawalan dari sejumlah personel polisi, baik yang berjaga di area parkir TIM dan gedung Teater Jakarta.