Teori Ahok agar Jakarta Tak Direndam Banjir

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
Sumber :
  • Fajar GM - VIVA.co.id

VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan, mantan Kepala Dinas (Kadis) Tata Air DKI Jakarta Tri Djoko Sri Margianto, pernah meragukan teorinya yang sangat sederhana untuk menuntaskan permasalahan banjir di Jakarta.

Banjir di Jalan Daan Mogot Picu Kemacetan, Kendaraan Dialihkan ke Jalur Transjakarta

Tri Djoko, yang sebelumnya merupakan Bupati Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, tidak percaya dengan ide Ahok, sapaan Basuki.

Untuk membuat banyak kawasan di Jakarta tidak terendam, menurut Ahok, Pemerintah Provinsi DKI perlu menghubungkan 1.086 saluran air utama di Jakarta dengan sungai-sungai yang mengalirkan air ke laut.

Kawasan Kelapa Gading Jakut Terendam Banjir, Mobil-Motor Diminta Putar Balik

"Bukan mengurangi rasa hormat kepada Pak Tri Djoko, beliau mengatakan saya terlalu naif," ujar Ahok di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Mawar, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa, 26 April 2016.

Ahok pun akhirnya memutuskan mengganti Tri Djoko. Pada 3 Desember 2015, ia melantik Teguh Hendarwan sebagai Kadis Tata Air. Teguh, yang sama sekali tidak memiliki latar belakang pekerjaan umum, menjalankan teori sederhana yang disampaikan Ahok, untuk membuat seluruh saluran air di Jakarta saling terhubung.

Lebih dari 2.000 Warga Jakarta Mengungsi Akibat Banjir di Hari Libur Imlek

Meski hal itu belum terlaksana terhadap seluruh saluran air, namun pada musim banjir tahun ini, banjir di Jakarta tidak separah seperti tahun sebelumnya.

"Kamu lihat saja. Matraman masih tenggelam enggak? Jakarta Barat, di Kedoya, tenggelam enggak? Enggak," ujar Ahok.
 

Banjir di Kalideres Jakarta Barat

50 Keluarga Terpaksa Mengungsi, Warga Sebut Banjir Terparah di Jakarta Barat

Sebanyak 50 keluarga di Jakarta Barat terpaksa mengungsi akibat banjir yang disebut warga sebagai yang terparah. Simak selengkapnya tentang dampak dan penyebabnya.

img_title
VIVA.co.id
30 Januari 2025