Ada Kendala Temukan Kaki Ibu Hamil Dimutilasi
- VIVA.co.id/ Anissa Maulida
VIVA.co.id – Kapolres Tangerang Komisaris Besar Polisi Irman Sugema mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi kendala anggota kepolisian dalam mencari potongan kaki Nur Astiyah, korban mutilasi di Cikupa, Tangerang.
Kendala itu misalnya, kondisi arus di sungai Cimanteri daerah Cibadak, Cikupa, Tangerang, cukup deras. "Kedalaman (sungai) juga cukup dalam, kurang lebih empat meter. Kali juga cukup kotor. Keterangan anggota di lapangan mencarinya agak sulit," ujarnya di Polda Metro Jaya, Senin, 25 April 2016.
Irman mengatakan, untuk sementara ini pencarian potongan kaki korban dihentikan. Lantaran kaki korban belum ditemukan, polisi pun berkoordinasi dengan kejaksaan. "Kami dari penyidik nanti koordinasi dengan kejaksaan bagaimana jika potongan kaki nantinya enggak ditemukan," ujar Irman.
Selain potongan kaki, lanjut Irman, golok dan gergaji yang dipakai pelaku untuk memutilasi korban juga belum ditemukan.
Menurut dia, Kusmayadi alias Agus, tersangka kasus pembunuhan disertai mutilasi, membuang barang bukti itu bersama potongan kaki Nur. "Lokasi dibuangnya, baik itu potongan kaki maupun barang bukti golok dan gergaji di lokasi yang sama dengan pembuangan potongan kaki. Kami masih upayakan pencarian," katanya.
Sebelumnya diketahui, Nur Astiyah, wanita hamil tujuh bulan ditemukan tewas mengenaskan dengan kondisi tanpa tangan dan kaki, di rumah kontrakan di Desa Telaga Sari, Cikupa, Tangerang, Rabu, 13 April 2016.
Agus, sang kekasih gelap Nur, yang diduga sebagai pembunuhnya, ditangkap di sebuah rumah makan Padang di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 20 April.
Selain Agus, polisi juga menetapkan Erik, teman kerja Agus sebagai tersangka. Sebab, Erik membantu tersangka utama dan mengetahui ada kejadian pembunuhan tetapi tidak melaporkan ke polisi.