Banjir di Bekasi, 9 Ribu Jiwa Butuh Bantuan
- ANTARA FOTO/Risky Andrianto/aww/16
VIVA.co.id – Hujan deras yang turun sejak Rabu, 20 April 2016, dan Kamis, 21 April 2016 membuat debit air di Sungai Cikeas melonjak. Kondisi sungai yang telah terdegradasi dan kerusakan lingkungan, menyebabkan air sungai meluap.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, tanggul Sungai Cikeas tidak mampu menahan debit sungai sehingga jebol. Patahan tanggul sekitar 10 meter dan rembesan air sepanjang satu kilometer, membuat debit sungai membanjiri pemukiman di Kota Bekasi. Kondisi pompa yang mati membuat banjir makin sulit diatasi.
"Banjir terjadi pada Kamis, 21 April 2016 pukul 05.30 Wib. Diperkirakan 600 KK atau 9.000 jiwa terdampak langsung akibat rumahnya terendam banjir antara 30 cm hingga 500 cm," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB,Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Kamis, 21 April 2016.
Sutopo menyampaikan, daerah yang terendam banjir meliputi:
· Komplek IKIP - Perum Nasio Indah di Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih.
· Perum Mustika Gandaria Setu – Perumahan Lotus Chandra di Kelurahan Jatimurni, Kecamatan Pondok Melati.
· Perum Pondok Gede Permai di Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih.
Hampir setiap tahun, banjir akibat luapan Sungai Cikeas/Sungai Bekasi atau akibat jebolnya tanggul sungai melanda komplek perumahan tersebut. Sekitar 500 rumah mengalami kerusakan ringan. Sebagian besar jalan terendam banjir dan rusak ringan. Namun, Sutopo menegaskan, tidak ada korban jiwa akibat banjir.
Hingga malam ini, tim gabungan dari BNPB, BPBD Kota Bekasi, TNI, Polri, Basarnas dan SKPD terkait melakukan evakuasi masyarakat dengan prioritas pada kelompok rentan. BPBD Kota Bekasi telah mendirikan posko untuk melakukan koordinasi dengan SKPD terkait untuk melakukan penanganan darurat. Dapur umum lapangan telah didirikan. Dinas PU Kota Bekasi telah mengirimkan air bersih. Dinas Kesehatan juga telah mendirikan pos kesehatan.
Saat ini banjir sudah mulai surut meskipun belum keseluruhan. BNPB mengatakan, saat ini kebutuhan mendesak adalah nasi bungkus, makanan siap saji, air mineral, peralatan untuk membersihkan lumpur dan lingkungan, dan obat-obatan.
Petugas mengatakan, saat banjir masyarakat setempat sebagian besar tetap bertahan di rumahnya. Mereka menolak dievakuasi sehingga menyulitkan petugas.
(mus)