Ahok Tolak Alasan Warga Luar Batang yang Tak Mau ke Rusun
- Fajar GM - VIVA.co.id
VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama meminta, warga Luar Batang tidak mempermasalahkan tempat tinggal mereka yang baru di rumah susun sewa karena dianggap jauh dari tempat mereka mencari nafkah.
Ahok juga tidak ingin alasan ini digunakan untuk mencari dukungan dari pihak lain yang tidak mendukung tindakan penertiban hunian liar. Karena, sejauh apapun rusunawa yang menjadi tempat tinggal baru warga, mereka masih tinggal di wilayah DKI Jakarta.
"Kamu kalau masih tinggal di Jakarta, saya tanya sama kamu, memang, sejauh apa sih Jakarta?" ujar Ahok di Balai Kota DKI, Rabu, 20 April 2016.
Ahok membantah tindakan penertiban yang gencar dilakukan Pemprov DKI dilakukan tanpa memperhitungkan keberlanjutan warga bekerja. Guna menyiasati lokasi tempat kerja warga yang kini menjadi lebih jauh setelah ditertibkan, pemerintah memberi fasilitas layanan TransJakarta gratis bagi mereka.
"Aku pikirkan (keberlanjutan pekerjaan warga). Makanya aku kasih bus gratis," ujarnya menambahkan.
Ahok mengatakan, tidak cukup sampai di situ, Pemprov DKI juga memikirkan kesejahteraan warga lebih jauh setelah menghuni tempat tinggal baru. Anak-anak mereka diberi bantuan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan, setiap rusunawa juga telah dilengkapi unit layanan kesehatan khusus untuk warga rusun.
"Emang gua enggak pikirin (kesejahteraan warga setelah ditertibkan)? Sampai kalau kamu mau ada tempat usaha di rusun, aku kasih.”
Sebelumnya, usai menerima sejumlah warga bekas penghuni permukiman Pasar Ikan yang telah ditertibkan, Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi mengkritik tindakan penertiban yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI. Ia mengatakan, dalam kasus warga Pasar Ikan, salah satu pilihan rusunawa yang disediakan yaitu rusunawa Rawa Bebek di Cakung, tidak tepat dihuni warga Pasar Ikan yang sebelumnya mayoritas berprofesi sebagai nelayan.
"Masa dari Pasar Ikan ditaruh di Cakung,” ujar politisi PDIP ini.
(mus)