Wagub DKI: Bangun Jakarta Tak Menghujat dan Berkata kasar
- VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat memenuhi undangan pelantikan pengurus baru Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta, periode 2015-2020, di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Sabtu, 16 April 2016.
Dalam kesempatan tersebut, Djarot yang akan maju dalam bursa Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017 mendatang, berpidato mengenai pemimpin Jakarta, di hadapan ratusan kader Muhammadiyah. Menurut Djarot ada kesamaan antara Muhammadiyah dengan Pemprov DKI Jakarta dalam membangun Ibu Kota tercinta ini, yakni dengan menumbuhkan jiwa pengusaha.
"Muhammadiyah bersama kami bisa hadir untuk memperkecil jumlah ketimpangan ini, melalui menumbuhkan enterpreneurship, menumbuhkan pengusaha kecil, UMKM, dan kita harus berpihak kepada mereka-mereka yang kecil," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Sabtu, 16 April 2016.
Sebagai pemimpin, Djarot mengingatkan, agar kader Muhammadiyah selalu berlomba-lomba berbuat kebaikan dan menjauhkan sifat kemungkaran. "Kadang-kadang kita tidak sadar berbuat kemungkaran, mulai dari ucapan kita, tindakan kita. Ucapan-ucapan yang kasar dan menyakitkan itu juga perbuatan kemungkaran," kata Djarot yang disambut tepuk tangan.
Sebagai orang Jawa, Djarot merasa perbuatan tadi bukan merupakan identitas budaya sebagai orang Indonesia. "Saya tidak pernah diajarkan seperti itu oleh orangtua saya, itu bukan budaya kita. Nah ini kadang-kadang kita enggak sadar gitu lho," lanjut Djarot.
Djarot kemudian memberikan contoh pemimpin yang menerapkan revolusi mental dalam menjalankan kepemimpinannya. Menurut Djarot, yang namanya revolusi mental itu sulit dilakukan dari bawah. Revolusi mental itu akan bisa efektif kalau dikerjakan dari atas.
"Ibarat menegakkan benang basah yang harus dari atas. Artinya apa? Yang di atas inilah harus memberikan contoh amar ma'ruf nahi munkar. Oleh sebab itu mari kita semua bersama-sama membangun Jakarta dari atas, dari kita semua tanpa menghujat, tanpa berkata kasar, tanpa saling menyalahkan, tanpa saling mengadu domba."
"Tetapi, mari kita bangun keharmonisan dan kebersamaan ini dengan dialog-dialog yang baik dan cara-cara yang baik. Kalau kita mempunyai tujuan yang baik, maka harus dengan cara yang baik, jangan mencapai tujuan dengan menghalalkan segala cara," tegas mantan Wali Kota Blitar ke-21 itu.
Dalam kesempatan tersebut, Djarot yang akan maju dalam pertarungan Pilgub DKI Jakarta memohon doa restu kepada anggota Muhammadiyah Jakarta.
"Saya mohon doa restu agar dapat membangun Jakarta yang kondusif dan aman, yang betul-betul menghargai perbedaan, membangun semangat Bhinneka Tunggal Ika, yang menerapkan betul Pancasila dalam kehidupan kita, berbangsa dan bermasyarakat," katanya.