Menhan: Zaskia Gotik Tidak Pantas Jadi Duta Pancasila
Rabu, 13 April 2016 - 15:38 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menilai pedangdut Zaskia Gotik tidak pantas dinobatkan menjadi Duta Pancasila setelah tersandung kasus dugaan penghinaan lambang negara.
Baca Juga :
Salah Baca Pancasila, Ini Pembelaan Zaskia Gotik
Ryamizard mengatakan, masyarakat sangat pantas kecewa dan menolak penobatan itu, karena memang Zaskia dinilai sebagai orang yang tidak paham tentang arti Pancasila.
Baca Juga :
Ini Harapan Vicky untuk Zaskia Gotik
Ryamizard mengibaratkan Zaskia sebagai seorang pasien yang membutuhkan perawatan untuk disembuhkan. Karena ibarat itulah, Ryamizard menilai pedangdut seksi itu tak layak jadi Duta Pancasila.
"Dia itu (Zaskia), bukan dokter (mengajari), marahlah orang. Bukan begitu (diangkat jadi duta Pancasila). Dia itu pasien. Kita sebagai dokter, kita sembuhin, bukan dia yang jadi dokter," ujar Ryamizard di kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu, 13 April 2016.
Menurut mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu, harusnya wanita yang akrab disapa Eneng tersebut bukan menjadi Duta Pancasila, tapi melainkan harusnya banyak belajar lagi tentang Pancasila.
"Dia harus belajar Pancasila lagi, kan dia minta maaf. Ya dia sebagai pasien belajar Pancasila, dia kan tidak mengerti, dia menyadari itu. Kita sebagai dokter kasih terapi, terapi apa? yaitu mengajari. Bukan dia yang jadi dokter," kata Ryamizard.
Sebelumnya, Zaskia Gotik tersandung kasus penghinaan lambang negara yang membuatnya harus berurusan dengan pihak berwajib. Ucapan Zaskia di sebuah acara di stasiun tv swasta menyebut sila ke lima Pancasila adalah "Bebek Nungging",langsung menuai kecaman.
Akibat guyonannya itu, sejumlah pihak melaporkan Zaskia ke polisi dan mau tak mau, pemilik goyang itik itu harus berhadapan dengan hukum. (ase)
Baca:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Dia harus belajar Pancasila lagi, kan dia minta maaf. Ya dia sebagai pasien belajar Pancasila, dia kan tidak mengerti, dia menyadari itu. Kita sebagai dokter kasih terapi, terapi apa? yaitu mengajari. Bukan dia yang jadi dokter," kata Ryamizard.