Komentar Menteri KLH Soal Reklamasi Pantura

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LH), Siti Nurbaya.
Sumber :
  • Fikri Halim / VIVA.co.id

VIVA.co.id – Proyek reklamasi pantai utara (pantura) Jakarta sampai saat ini masih mengundang pro dan kontra dari berbagai pihak. Meski masih menimbulkan polemik di mata publik, keberlangsungan pembangunan proyek tersebut pun tetap dilakukan.

Ahok: Terima Kasih, Agung Podomoro

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH), Siti Nurbaya, mengungkapkan, kebijakan tersebut memang memiliki dampak keekonomian yang cukup baik, terutama bagi pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Meski begitu, lain cerita bila mengambil dampak dari sisi ekologinya.

Hal ini berdasarkan penelitian akademik yang dilakukan oleh para mahasiswa mengenai proyek reklamasi pantai utara, sejak tahun 2009 silam.

Izin Reklamasi Pulau G Diyakini Bakal Dicabut

“Saya ada mahasiswa yang desertasinya itu tentang pantura. Dari berbagai hasil penelitian, reklamasi itu memang kuat di ekonomi,” ujar Siti saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Selasa 12 April 2016.

Meski begitu, jika dilihat dari sisi aspek ekologi, sosial, serta ekonomi kerakyatan, ada kecenderungan kebijakan tersebut justru menimbulkan tentangan di mata publik. Sebab, dampak dari reklamasi pun memiliki efek berantai yang tidak begitu baik kepada masyarakat.

Ahok: Perusahaan Anak Soeharto Pernah Dikenai Kontribusi

“Misalnya tekanan kepada hutan mangrove, kemudian ada pencemaran. Lalu, rakyat di sekitar pun tidak merasa terlibat dalam proyek itu,” katanya.

Siti mengaku, penelitian-penelitian tersebut saat ini tengah dikaji oleh instansinya. Ia mengatakan, hasil penelitian itu akan menjadi salah satu referensi untuk mengetahui lebih dalam dampak yang diberikan dari kebijakan reklamasi tersebut.

“Kami masih pelajari, dan kami sudah membentuk tim dari KLH,” ucap dia. (one)

Aktivitas proyek pembangunan Pulau G kawasan reklamasi Teluk Jakarta.

Presdir Agung Podomoro Land Segera Disidang

Tersangka kasus dugaan suap mengenai Reklamasi di Teluk Jakarta.

img_title
VIVA.co.id
30 Mei 2016