Cagub PKS: Warga Luar Batang Digusur Ahok karena Miskin
- VIVA.co.id / Danar Dono
VIVA.co.id – Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhamad Idrus, mengkritik penggusuran atas pemukim di kawasan Pasar Ikan Luar Batang, Jakarta Utara, oleh Pemprov DKI. Menurut Idrus, pemerintah harusnya memperhatikan warga pinggiran, bukan malah 'menghabisi' mereka karena mereka merupakan salah satu penopang ekonomi.
"Seharusnya pemerintah bisa memperhatikan kaum pinggiran. Jangan terus menerus menghabisi masyarakat lemah. Tidak usah menciptakan perbedaan antara orang berada dengan tidak punya. Apalagi ini mengusir orang-orang miskin dari Jakarta," ujarnya di Jakarta, Senin 11 April 2016
Idrus juga membeberkan, sebenarnya bukan hanya kawasan Kali Jodo, Kampung Pulo, Pasar Ikan, dan Luar Batang saja yang ilegal dalam mendirikan bangunan. Tetapi, kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Pluit yang tak lain tempat tinggal Ahok, serta kawasan reklamasi pantai Jakarta juga lokasi ilegal untuk didirikan bangunan.
"Bedanya, kawasan Kali Jodo cs itu tak bisa mengubah lahan ilegal menjadi legal karena mereka merupakan orang miskin. Sedangkan kawasan PIK, Pluit, dan lainnya yang dihuni orang menengah ke atas, bisa mengubah ilegal menjadi legal," jelasnya
Pemrov DKI, lanjut Idrus, harus menghentikan penggusuran ini. Pasalnya, jika dilakukan secara massif dan terstruktur akan berdampak hilangnya sumber pendapatan dan mengakibatkan menurunnya daya beli. "dampak lainnya akan terjadi inflasi pada saudara kita yang berada di bawah garis kemiskinan," ujarnya
Jika penggusuran terus dilakukan, Idrus menilai rakyat kecil lah yang akan terkena dampaknya. Padahal, menurut Idrus, mereka merupakan penopang ekononomi.
"Para pedagang kecil dan gerobakan ketoprak, mie ayam, nasi goreng, mereka biasanya tinggal di tempat kontrakan secara bersama jika terjadi penggusuran dan berpindah tempat akan terjadi pertambahan modal dan biaya sehingga harga jual terkerek naik yang tadinya Rp10.000 semangkok bisa Rp15.000. Itu bikin susah rakyat kecil," ujar Idrus.
Sementara itu, Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Tigor Nainggolan, menilai ada alasan tersendiri mengapa Ahok sangat tegas menggusur warga miskin. Tigor menduga Ahok telah menyadari bahwa warga miskin takkan memilihnya di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta pada 2017.
"Jadi pas jika Ahok bumi hangus warga miskin dari Jakarta. Agar warga miskin tidak bisa menggunakan hak pilihnya pada Pilkada Jakarta," jelas Tigor.
Tigor menyebutkan data yang dimiliki FAKTA, setidaknya jumlah warga miskin yang tergusur meningkat secara signifikan. Pada 2013 saja ada 17533 jiwa, lalu 2014 ada 15931 jiwa, dan di 2015 ada 28572 jiwa. "Stop penggusuran warga miskin! Jakarta bukan hanya untuk orang kaya dan kelas menengah saja!" kata Tigor. (ren)