Krishna Murti: Pembunuh Akseyna 'Mata-matai' Kerja Polisi
VIVA.co.id – Satu tahun lebih sudah kasus kematian mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori alias Ace, belum juga terungkap. Polisi mengaku, dalam mengungkap kasus kematian mahasiswa jurusan Biologi Universitas Indonesia itu, pihaknya sangat berhati-hati.
Direktur Reserse Kriminal Umum dari Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Krishna Murti, mengaku alasan penyidik tidak memberitahu proses penyelidikan, karena takut diawasi oleh pelaku pembunuh Ace.
Maka dari itu, Krishna memilih untuk bungkam. Namun dirinya menegaskan, pihaknya tetap bekerja menyelidiki kasus ini.
"Akseyna ini pelaku mengikuti perkembangan, Anda bertanya saya menjawab, dia (pelaku) membaca jadi kalau saya kasih tahu ngapain, dia tahu pelaku mengikuti," ujar Krishna, Senin malam 4 April 2016.
Krishna juga meyakinkan, pihaknya tetap menyelidiki kasus ini dengan terus berkomunikasi dengen penyidik.
"Sampai tadi malam saya masih komunikasi itu, artinya kami bekerja bukan dibiarkan, tapi saya tidak bisa menyampaikan apa yang dikerjakan," katanya.
Ace, mahasiswa Prodi Biologi Fakultas MIPA UI, ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga UI pada 26 Maret 2015. Mahasiswa berusia 18 tahun itu ditemukan dengan batu seberat 14 kilogram, yang ditaruh di dalam tas dan menempel di mayatnya.
Usai ditemukan tewas, penyidik menemukan surat wasiat didalam kamar kosan Akseyna. Ahli grafolog sempat menyebut, surat wasiat tersebut ditulis oleh dua orang yang berbeda.
Awalnya, Polisi sempat bingung menentukan Akseyna dibunuh atau bunuh diri, namun akhirnya Polisi menentukan Akseyna dibunuh, tapi sampai kini Polisi kebingungan menentukan siapa pembunuhnya. (ren)