Daftar Ragam Modus Kejahatan di Senen Jakarta
- Danar Dono/VIVA.co.id
VIVA.co.id - Guna memberantas kejahatan jalanan yang kerap terjadi di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat, jajaran aparat Polsek Senen melakukan razia di kawasan tersebut.
Hasilnya, saat razia dilakukan pada Selasa, 29 Maret 2016 tengah malam, polisi menangkap tiga orang pria yang membawa senjata tajam. Dari pengakuan ketiganya, mereka mengaku akan melakukan perampasan tas di sekitaran Pasar Senen.
"Dari hasil interogasi, ketiganya mengaku akan melakukan perampasan tas di sekitar Pasar Senen. Selain di Pasar Senen, mereka juga mengaku akan melakukan hal serupa di kawasan Monumen Nasional," kata Kapolsek Senen, Komisaris Polisi Kasmono di Mapolsek Senen, Rabu, 30 Maret 2016.
Awalanya, jelas Kasmono, ketiga pelaku yang diketahui masing-masing bernama, Bambang (20), Febri (24), dan Mat Alek (22), berhenti agak jauh setelah melihat adanya razia yang dilakukan anggota Polsek Senen. Mereka yang berboncengan dengan satu sepeda motor dengan nomor polisi BE 3236 KE, lantas didekati oleh anggotanya yang merasa curiga melihat mereka berhenti karena adanya razia itu.
"Saat dilakukan penggeledahan, ternyata masing-masing pelaku membawa senjata tajam," katanya.
Lantas, ketiga pelaku dibawa ke Polsek Senen guna pemeriksaan lebih lanjut. Selain membawa ketiga pelaku, terus Kasmono, pihaknya juga membawa sebilah badik, golok, pisau dapur dan sepeda motor yang dikendarai ketiganya sebagai barang bukti.
"Ketiganya mengaku sering juga melakukan perampasan tas di daerah Tangerang," katanya.
Pencuri Modus Hubungan Seks di Atrium Senen
Sebelumnya, Polres Jakarta Pusat juga menangkap pelaku kejahatan di depan bioskop Grand Atrium, Senen, Jakarta Pusat, pada Senin malam, 28 Maret 2016. Sebelum jadi korban perampokan, FM ternyata terlebih dahulu melakukan seks dengan salah satu pelaku bernama Agrino di lokasi.
"Awalnya terlapor Agrino menghampiri korban dan mengajak berkenalan. Kemudian, terlapor Agrino mengajak ke parkiran mobil dan mengajak korban untuk berhubungan seks," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Metro Jakarta Pusat, Komisaris Polisi Suyatno di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Selasa 29 Maret 2016.
Â
Lalu, lanjut Suyatno, di sana korban diminta Agrino melakukan hubungan seks. Saat tengah melakukan hal terlarang itu, datanglah beberapa pria bernama Hendrik, AL, dan Yoga, yang ternyata mereka adalah teman Agrino. Mereka kemudian memeras dan merampok barang berharga milik FM.
Tidak sampai 24 jam polisi membekuk kedua pelaku, yaitu Hendrik dan Agrino yang belum jauh lari dari lokasi. Sementara kedua pelaku lagi, yakni AL dan Yoga, masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Modus Tas Geser
Modus tas geser ini kerap terjadi di kawasan Stasiun Senen, Jakarta Pusat. Biasanya, saat libut panjang dan saat mudik Lebaran, pelaku kejahatan modus tas geser ini muncul.
Sindikat pelaku kejahatan modus ini bahkan menggunakan anak-anak untuk membantu aksi mereka. Bocah-bocah belasan tahun dimanfaatkan untuk menutupi pemilik tas, dan pelaku lain menggeser tas korban dengan kaki.
Kejahatan Hipnotis
Modus kejahatan hipnotis dan memberi obat bius kerap terjadi di kawasan terminal dan stasiun. Pemudik dan warga dari daerah biasanya menjadi target khusus bagi pelaku kejahatan ini.
Tebar Paku
Modus ini juga menjadi kejahatan paling umum terjadi di jalan raya, sehingga kendaraan terpaksa berhenti. Kesempatan ini kemudian akan digunakan para pelaku untuk merampok atau merampas barang-barang berharga pemilik mobil.
Modus Menabrakkan Kendaraan
Pelaku kejahatan bisa nekat dengan menabrakkan kendaraan mereka, lalu meminta Anda turun untuk mengecek kondisi akibat kecelakaan. Saat Anda turun dari mobil, para pelaku akan memanfaatkan kesempatan dan merampas barang berharga di dalam mobil. Atasi dengan mengunci pintu saat turun dan mencatat pelat nomor kendaraan yang menabrak mobil Anda.
Â