Kisah Tragis Polisi Ajak Teman Habisi Nyawa Istri
Selasa, 29 Maret 2016 - 03:11 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/ Zahrul Darmawan
VIVA.co.id - Karena kerap dimarahi, seorang anggota Kepolisian Resor Kota Depok, Bripka Triono, nekat menghabisi nyawa istrinya sendiri. Ironisnya, pelaku mengajak temannya untuk melakukan pembunuhan berencana itu.
Bripka Triono menghabisi nyawa Ratnita Handriani (34) di atas ranjang kamar rumah mereka di Jalan Perjuangan, RT 8/2, Kampung Areman, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat.
Awalnya, Bripka Triono sempat berupaya mengelabui tetangga dengan gaya panik, seolah kaget menemukan sang istri yang tak bergerak dengan luka lebam di bagian wajah.
"Awalnya saya dipanggil oleh suami almarhum yang baru pulang kerja (Minggu malam). Saya lihat memang sudah tidak sadar. Terus kita panggil dokter, kata dokter sudah tak bernyawa," kata Ketua RT setempat, Waras, saat ditemui di rumah duka, Senin 28 Maret 2016.
Baca Juga :
Polisi Bunuh Istri di Depok Diperiksa Kejiwaan
Waras menuturkan, saat itu kondisi kamar terlihat rapi dan tidak ada tanda diacak-acak. Ketika itu, Triono beralasan tak berani membangunkan istrinya karena takut dimarahi.
Baca Juga :
Begini Cara Bripka Triono Habisi Nyawa Istrinya
"Ya katanya takut diomelin kalau dibangunin. Tapi kok saya lihat memang ada luka di bagian hidung. Ada darahnya," katanya.
Saat itu, Triono meminta Waras untuk memanggil dokter. Namun, menurut keterangan dokter, Ratnita (korban) telah tewas sejak dua jam lalu.
Kasus ini pun menjadi heboh setelah sejumlah polisi yang mendatangi rumah duka dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Hal itu dilakukan karena ada kejanggalan pada penyebab kematian korban.
Tak lama berselang, polisi pun akhirnya berhasil mengungkap kasus ini. Dua pria telah ditetapkan sebagai tersangka. Ia tak lain adalah suami korban, Bripka Triono, dan temannya berinisial R alias Madun.
"Ada dua orang yang kita tetapkan jadi tersangka. Inisial T dan R, yang merupakan rekan T. Ia T adalah salah satu anggota Polri," kata Kapolresta Depok, Komisaris Besar Dwiyono.
Menurut Dwiyono, diduga, korban tewas akibat hantaman benda keras di bagian wajah. Saat ini polisi tengah menunggu hasil autopsi Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
"Apa saja lukanya kita tunggu hasil lab. Motifnya sementara karena urusan pribadi. Yang bersangkutan kesal karena sering dimarahi istrinya," ujar Dwiyono menjelaskan.
Bripka Triono diduga kuat menghabisi nyawa istrinya dengan membekap menggunakan bantal. Namun Triono tak sendiri, ia mengajak R untuk membantunya menghabisi nyawa wanita yang telah memberikannya dua anak itu di dalam kamar tidurnya.
"Tersangka R diminta untuk membantu memegangi korban. Seperti apa persisnya nanti kita dalami," kata Dwiyono.
"Tersangka R diminta untuk membantu memegangi korban. Seperti apa persisnya nanti kita dalami," kata Dwiyono.
Selanjutnya... Pertengkaran maut...
Pertengkaran Maut
Menurut pengakuan warga sekitar rumah pelaku dan korban, selama ini, korban dan sang suami memang seringkali terlibat cekcok. "Ya, sering bertengkar. Terakhir ribut, katanya Minggu kemarin," kata Waras.
Isu keretakan rumah tangga yang dialami anggota Pengamanan Objek Vital, Satuan Sabhara Polresta Depok, itu sebelum kematian istrinya Ratnita Handriani juga dibenarkan oleh rekan seprofesinya.
"Dulu malah sempat mengajukan cerai. Enggak tahu masalahnya apa. Tapi sempat dinasihati sama Kasat Binmas," kata anggota Polresta Depok yang enggan disebut namanya, saat ditemui di rumah duka.
Ketika disinggung lebih jauh terkait penyebab kematian korban, ia pun mengaku belum mengetahui secara pasti. Saat ini, Bripka Triono yang bertugas di salah satu Kantor Pegadaian di Sawangan itu kini hanya bisa menyesali perbuatannya.
Terlebih, akibat perbuatannya itu dua anaknya yang masih sangat kecil, Nasyiah (7 tahun) dan Furqon (4) kini tak bisa lagi merasakan kasih sayang sang ibu, ditambah sang ayah, Triono yang kini meringkuk di penjara dengan ancaman dijerat pasal 340 juncto tentang pembunuhan berencana 338 tentang pembunuhan.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Kasus ini pun menjadi heboh setelah sejumlah polisi yang mendatangi rumah duka dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Hal itu dilakukan karena ada kejanggalan pada penyebab kematian korban.