Polisi Sebut Provokator di Balik Demo Anarki Taksi
VIVA.co.id – Pihak kepolisian masih menyelidiki siapa aktor dibalik demo sopir taksi yang sempat ricuh, Selasa 22 Maret 2016. Akibat ricuh tersebut, polisi sudah menetapkan 35 orang, baik dari sopir ojek online, bajaj dan taksi, sebagai tersangka.
"Ada (yang menggerakkan). Tidak mungkin ada dua atau lebih bajaj berkumpul dan tidak ada yang gerakin. Itu akan kita cari," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Krishna Murti, Jumat, 25 Maret 2016.
Dia pun memastikan proses hukum dalam aksi demo ricuh tersebut akan terus berjalan. "Proses kita jalani pada waktunya. Kita jalani proses penegakan hukum secara profesional," ujarnya.
Dia pun menuturkan, polisi juga menyelidiki apakah operator taksi ikut turut berperan dalam demo ricuh tersebut.
"Kalau saya bos taksi, saya bilang tidak usah demo. Saya saja yang berjuang tapi kalau saya gagal kalian boleh lah demo, kira-kira ada permisifnya ya," ucapnya.
Penyelidikan, kata Krishna, dimulai dengan mendatangi beberapa pool taksi untuk melihat berapa banyak taksi yang rusak. Selain itu mereka juga akan meminta keterangan dari sopir taksi.
"Itu bagian dari yang kami lakukan, pengembangan penyelidikan. Sekarang masih bergerak ke pool lain, terus bekerja. Nanti akan terungkap pada waktunya, data awal ada 150 mobil Blue Bird rusak. Menurutnya itu risiko. Dia (operator taksi) tidak menyangka kalau polisi ke sana, polisi data," katanya.
Dia pun meminta kepada operator taksi agar kooperatif dalam membantu penyelidikan polisi. Hal tersebut dilakukan untuk menunjukkan siapa sopir taksi yang menjadi provokator dan pemicu bentrokan terjadi.
"Sekarang kami sedang menelusuri, berangkat dari petunjuk, bukti, keterangan saksi. Kami akan cari dan temukan siapa pelakunya dari petunjuk yang kami miliki. Lebih bagus lagi kalau para operator inisiatif, baik memberikan keterangan pada kami dan menunjukkan orang-orang itu adalah orang mereka. Kalau tidak mau ya tidak apa-apa, kita akan tangkap," katanya.