Tabung Dekompresi Maut RS Mintohardjo Sudah Ada Sejak 1960
- website RS Mintoharjo Jakarta
VIVA.co.id – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Ade Supandi mengatakan, ruangan tabung decompresi yang terbakar dan menyebabkan empat orang tewas di RS TNI AL Mintohardjo sudah ada sejak 1960.
Menurut Ade, terapi oksigen dengan teknologi hiperbarik telah lama digunakan TNI AL. Terapi oksigen biasanya digunakan para penyelam yang mengalami dekompresi.
"AL sudah gunakan teknologi hiperbarik sejak 1960, dan memang untuk mengobati dekompresi akibat penyelaman, awal tahun ini kita juga gunakan kepada 9 penyelam saat kecelakaan AirAsia," ujar Ade, Selasa 15 Maret 2016.
Namun, karena perkembangan zaman, lanjut Ade, terapi oksigen telah berkembang untuk mengobati penyakit lainnya serta untuk kebugaran. "Saya sendiri baru beberapa bulan dihiperbarik," katanya.
Terkait kebakaran, Ade mengatakan telah memerintahkan investigasi gabungan kepada Tim Puspom AL dan Mabes Polri.
Sebelumnya, Empat orang tewas dalam kebakaran di tabung terapi oksigen bertekanan tinggi di Rumah Sakit TNI AL Mintohardjo, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Senin, 14 Maret 2016.
Empat korban tewas yakni, mantan Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol (Pur)
Abubakar Nataprawira dan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo, Edi Suwandi dan seorang dokter bernama Dimas.Kebakaran terjadi di ruangan tabung Chamber Pulau Miangas, Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) sekitar pukul 13.00 WIB.