Tiga Persamaan Kasus Audry dan Akseyna
- VIVA.co.id / Zahrul Darmawan
VIVA.co.id – Berbagai upaya terus dilakukan penyidik untuk mengungkap penyebab pasti tewasnya Audry Fahriza, bocah 9 tahun yang ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di kolam penampungan air di kawasan Taman Merdeka, Sukmajaya Depok, Senin, 7 Maret 2016.
Selain ayah korban, Farid, penyidik juga tengah mendalami keterangan Welly Senopvil (46), pria yang tak lain adalah tetangga korban.
Kepada petugas, Welly mengaku, Audry cukup dekat dengannya dan sudah dianggap anak sendiri. Dia juga mengaku, korban sempat bersamanya pada Minggu pagi, 6 Maret 2016, sebelum dikabarkan hilang dan ditemukan tak bernyawa.
Pria yang berprofesi sebagai sopir angkutan kota (angkot) itu terakhir melihat korban sekitar pukul 07:30 WIB. "Terus saya suruh pulang buat mandi. Setelah itu saya tidak lihat lagi," katanya.
       Â
Kasus ini sekilas mirip dengan kasus yang dialami Akseyna Ahad Dori, mahasiswa UI yang jasadnya ditemukan mengambang di Danau Kenanga UI, 26 Maret 2015 lalu. Bedanya, kematian Akseyna banyak menyisakan kejanggalan seperti tumpukan batu di dalam tas ranselnya dan surat terakhir yang diperkirakan ditulis dua karakter berbeda.
     Â
Sedangkan persamaannya antara lain, Audry ditemukan dengan posisi telentang lengkap dengan pakaian yakni kaos olahraga warna biru serta celana pendek warna merah. Keduanya sama-sama tewas di bulan Maret.
"Ini yang sedang kami upayakan. Apakah dia (korban) tewas karena tak bisa berenang atau bukan. Yang jelas memang awalnya laporan anak hilang pada Minggu kemarin. Ini sedang kami dalami," kata Kapolsek Sukmajaya, Komisaris Supriyadi.
Sementara itu, Farid ayah korban yang ditemui di lokasi kejadian tampak syok. Ia tak menyangka jika putra sulungnya itu ditemukan dalam kondisi terbujur kaku.
     Â
"Anak saya enggak bisa berenang dan memang enggak hobi berenang. Dia hobinya main game di warnet. Dari kemarin hilang, ditemuin kayak gini, Ya Allah, " ucapnya lirih dengan mata berkaca-kaca.
     Â
Terkait hal itu, ia pun berharap lokasi ini (TKP) ditutup karena dapat membahayakan anak-anak.
"Tempatnya enggak aman, tak ada pagar pembatas buat anak-anak. Tutup saja, enggak ada gunanya ini kolam," kata Farid dengan nada sewot.
Kejanggalan tewasnya korban juga diucapkan oleh beberapa warga yang ada di lokasi kejadian.
"Masa kalau berenang pakainnya masih utuh. Di sini juga enggak ada anak-anak yang berani berenang. Tempatnya dalam sekitar 4 meteran. Ini kan air buat menampung hujan dan buat mengisi mobil damkar," kata Joko, salah satu warga yang ditemui di TKP.
Usai olah TKP, jasad Audry dilarikan ke Rumah Sakit Polri untuk diautopsi sebelum akhirnya dibawa ke rumah duka di Jalan Tambora Raya no 152 Rt 7/6, Sukmajaya Depok. (ase)