'Sebelum Larang APTB, Benahi Dulu TransJakarta'
- VIVA.co.id/ Foe Peace Simbolon
VIVA.co.id – Pengamat Transportasi Darmaningtyas mengkritisi soal kebijakan melarang layanan transportasi Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) di jalan DKI Jakarta.
Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang tidak memperbolehkan APTB beroperasi di Jakarta belum tepat dilaksanakan sekarang. Sebab, fasilitas dan pelayanan Bus Transjakarta belum memadai untuk mengakomodasi dalam pelayanan moda transportasi umum.
"Kalau sekarang masih buruk. Sehingga kalau saran saya, benahi dulu layanan busway-nya. Setelah layanan busway itu pada jam sibuk maksimal 5 menit, kebijakan APTB sampai halte akhir baru diterapkan," kata Darmaningtyas kepada VIVA.co.id di Jakarta Selatan, Senin, 7 Maret 2016.
Selain itu, kebijakan Pemerintah Pemrov DKI Jakarta yang sudah mengizinkan APTB beroperasi selama ini, ia anggap sebagai kebijakan yang tidak konsisten. Sebab, sebelumnya Pemprov DKI sudah pernah mengeluarkan kebijakan yang hanya memperbolehkan APTB beroperasi hanya sampai halte terluar sudah tepat.
"Iya memang mengizinkan adalah sebuah kekeliruan. Karena dulu kan seperti APTB dari Bekasi-Tanah Abang. Itu sebelum ada busway ada, gitu loh. Tapi, begitu ada busway dihapuskan hanya sampai Polda. Nah, lalu kemudian ketika muncul konsep APTB, itu diizinkan lagi. Akhirnya ya memang tidak konsisten kebijakannya," ujar Darmaningtyas.
Menurut Darmaningtyas, sebelum kebijakan tersebut diterapkan, pemerintah harus terlebih dahulu membenahi armada Transjakarta dan fasilitasnya. Sehingga pengguna jasa moda transportasi massal tersebut tidak menunggu lama. Oleh karena itu, menurut dia, kebijakan tersebut belum bisa dilaksanakan saat ini.
"Sebenarnya sudah benar itu, dia hanya ngedrop sampai di halte pinggir. Misalnya yang dari Bekasi sampai ke BNN, tetapi layanan busway-nya harus ditingkatkan. Supaya ketika penumpang APTB turun mau pindah ke busway nggak menunggu lama. Konsepnya sampai ke halte akhir. Tetapi harus ada jaminan kelancaran layanan busway-nya," tuturnya. (ase)