Prihatin Kesehatan, Ratusan Dokter Tuntut Reformasi JKN
- VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id - Ratusan dokter dari Dokter Indonesia Bersatu melakukan aksi damai di depan Istana Negara, Senin 29 Februari 2016. Mereka menuntut reformasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Aksi ini dilakukan, karena keprihatinan para dokter terhadap sektor kesehatan di Indonesia. Mereka menilai sektor ini terbengkalai dan tidak menjadi prioritas pemerintah.
"Pada pelaksanaannya, JKN dimonopoli oleh BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Sistem monopoli tersebut, akan menimbulkan in efisiensi dan otoritas mengorbankan sebagian dokter di Indonesia dalam pelaksanaannya," ujar dr Patrianief, salah satu pengunjuk rasa, di depan Istana Negara.
Saat ini, menurut dia, kondisi sektor kesehatan justru tidak membaik dibandingkan dua tahun lalu sebelum era JKN.
"Yang harus diperbaiki BPJS-nya. Kalau JKN, kan sistemnya. Jadi, pelaksanaan di lapangan tidak harus BPJS, jangan dimonopolilah," ujar Patrianief.
Menurut dr Agung Sapta Adi, salah satu pengurus Dokter Indonesia Bersatu, pada pelaksanaannya sistem ini menyuguhkan pelayanan di bawah standar dan membahayakan untuk pasien dan dokter yang bertugas.
"Dengan adanya JKN ini, justru pelayanannya di bawah standar dan ini membahayakan. Bukan hanya untuk pasien, tetapi juga bagi dokter tidak bisa bekerja profesional, dengan adanya gagasan-gagasan seperti ini," ujar Agung.
Seperti diketahui, negara berkewajiban menjamin kesehatan rakyatnya sesuai amanah UUD 1945 dan Undang Undang (UU) Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009. (asp)