Cegah Mutilasi Anak, Polisi Muslim Depok Wajib Baca Yasin

Kapolresta Depok Kombes Dwiyono (kiri)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan

VIVA.co.id - Kapolresta Depok, Komisaris Besar Dwiyono menekankan para perwira di jajarannya untuk lebih terbuka terhadap anggota. Ini untuk menghindari adanya hal yang tak diinginkan seperti kasus yang terjadi di Kalimantan Barat. Seperti diketahui, oknum polisi di Kalimantan Barat tega memutilasi darah dagingnya akibat dugaan depresi.

"Saya minta para Kapolsek, Kasat, Kabag dan seluruh perwira untuk lebih terbuka dengan anggota. Jika ada anggota yang sudah mulai terlihat aneh segera tindaklanjuti. Periksa urinnya atau bawa ke dokter. Para perwira harus lebih memperhatikan anggotanya," tegas Dwiyono dalam pidatonya di acara syukuran Polsek Sukmajaya, Minggu 28 Februari 2016.

Selain menegur para perwiranya, Dwiyono juga mengatakan, jajarannya selalu mengawasi dan peningkatan spiritual.

"Kami menyadari tantangan tugas yang kami emban cukup berat, maka perlu peningkatan mental spiritual dari sisi agama. Setiap Jumat, bagi yang muslim saya wajibkan untuk membaca Yasin. Ini berkaitan dengan pembinaan mental," tutur Kapolres.

Seperti diketahui, Brigadir Petrus Bakus, anggota Polres Melawi, Kalimantan Barat memutilasi dua anaknya, Febian (laki-laki, 5 tahun) dan Amora (perempuan, 3 tahun), di asrama Polres Melawi pada pukul 24.00 WIB, Kamis, 25 Februari 2016.

Istri pelaku juga menjadi target pembunuhan berikutnya, tetapi dia berhasil melarikan diri dan meminta pertolongan warga. Berdasarkan keterangan istrinya, Brigadir Petrus saat masih berumur empat tahun pernah mengalami gangguan mental.

Istri Polisi yang Mutilasi Anak Kandung Masih Syok