Menguak Tempat Diduga Prostitusi Terselubung di Depok

Ilustrasi pekerja seks komersial saat diamankan petugas beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin

VIVA.co.id – Berbeda dengan sejumlah lokalisasi di beberapa tempat di kota besar yang secara terang-terangan menyediakan jasa pekerja seks komersial, di Depok, Jawa Barat, lokalisasi diduga menyediakan bisnis esek-eseknya secara terselubung.

Satpol PP Dikerjai PSK yang Mangkal di Bulan Ramadan

Adalah sejumlah kafe dan warung remang-remang, yang lokasinya berada persis di seberang Tempat Pemakaman Umum (TPU), Pondok Rangon. Berada di kawasan Harjamukti, Cimanggis Depok, puluhan kafe dan warung remang-remang ini diyakini telah berdiri liar sejak puluhan tahun silam.

Meski sering jadi sasaran empuk razia aparat lantaran banyaknya peredaran minuman keras dan wanita penghibur, namun hingga saat ini, Pemerintah Kota Depok belum bisa bertindak tegas, menutup secara permanen kawasan itu seperti Kalijodo Jakarta, maupun Dolly yang ada di Surabaya.

Prostitusi Anak Berkedok Pemandu Karaoke Berhasil Dibongkar

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Depok, Nina Suzana pun mengakui hal tersebut. Ia berdalih, ada beberapa faktor penyebab kawasan tersebut belum ditutup secara permanen.

"Kedok mereka kan kafe dan warung makan. Ini yang sulit memberantasnya, karena kedoknya rumah makan. Beda dengan lokalisasi lain yang secara terang-terangan menyediakan itu (PSK), meski tidak semuanya. Selain itu, tanah yang mereka gunakan tidak jelas milik siapa. Ini juga jadi kendala kami untuk menggusurnya," ujar Nina pada VIVA.co.id.

Muncikari di Bantul Andalkan 'Promosi' dari Mulut ke Mulut

Keyakinan Nina jika di salah satu kawasan tersebut (Pondok Rangon) masih menyediakan jasa prostitusi terselubung bukan tanpa alasan.

"Kami tahu kok ada kafe yang nyediain kamar. Cuma itu tadi, karena kedoknya rumah makan dan kafe, agak sulit membuktikannya," kata Nina

Meski demikian, setiap kali menggelar razia, Nina mengklaim pihaknya selalu berhasil menjaring PSK di kawasan tersebut. Dan kebanyakan, mereka berasal dari luar Depok.

" Usianya rata-rata 30 tahun ke bawah, ada juga yang masih di bawah umur. Mereka rata-rata bukan warga Depok," kata dia.

Untuk mengantisipasi adanya perpindahan atau eksodus PSK Kalijodo ke wilayah tersebut, Nina pun berjanji akan lebih meningkatkan pengawasan dan razia.

"Tentu saja, bersama Dinas Kependudukan, TNI, dan Polri kami akan semakin memperketat pengawasan. Karena kemungkinan eksodus itu ada. Makanya kami gencar razia," ucap dia.

Berdasarakan pantauan VIVA.co.id, jam operasional sejumlah kafe dan warung remang- remang di kawasan itu akan ramai pada malam hari. Hingar bingar dangdut koplo, peredaran miras, dan jajaran wanita seksi akan terlihat sejak hari mulai petang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya