Kantung Plastik Berbayar Kejutkan Warga Bekasi
- VIVA.co.id/Fajar Ginanjar Mukti
VIVA.co.id - Penerapan program kantung plastik berbayar yang dilakukan di sejumlah minimarket di Kota Bekasi per tanggal 21 Februari 2016, tak banyak diketahui masyarakat.
Pantauan VIVA.co.id, beberapa warga terkejut dimintai uang Rp200 untuk kantung plastik yang dipakai membungkus barang belanjaan.
"Baru tahu tadi belanja di Alfamidi kalau plastik berbayar, enggak tahu juga kalau ternyata aturan ini dari pemerintah," kata Fatah Hidayat (43), Minggu, 21 Februari 2016.
Mengetahui hal itu, kata dia, dia tidak mempermasalahkan uang Rp200 yang dikeluarkan untuk membayar plastik. "Tadi pas tahu bayar karena murah saya bayar karena enggak terlalu berat juga daripada harus bawa belanjaan tanpa plastik," ujarnya.
Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi Supandi Budiman menyampaikan, pihaknya telah memberikan sosialisasi terkait program Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (Kementerian LHK) dalam kampanye sampah plastik.
"Kami sudah sosialisasikan dengan memberikan surat edaran dari kementerian dan diminta toko ritel menempelkan sebagai informasi kepada masyarakat," kata Supandi.
Soal biaya dari program yang dibebankan kepada masyarakat, kata Supandi, pihaknya tak berwenang menentukan tarif plastik yang dijual di toko ritel. "Untuk tarif memang kami serahkan ke toko ritel," ujarnya.
Supandi berharap, warga menyadari pentingnya memperbaiki kualitas lingkungan hidup dengan tak lagi memproduksi sampah plastik.
Sebab, lanjut dia, sampah plastik diketahui lebih sulit terurai dibandingkan dengan sampah lainnya. Bahkan, bisa memakan waktu hingga 100-150 tahun untuk mengurai satu potong sampah plastik.
"Makanya meski berbayar kami harapkan pengusaha ritel di Kota Bekasi bisa menyediakan plastik yang mudah terurai," lanjut dia.
Supandi mengatakan, pengaturan soal plastik berbayar akan mengacu pada Perda Nomor 8 Tahun 2012 tentang Sampah.
Pihaknya percaya dengan program plastik berbayar bisa turut mengurangi produksi volume sampah harian di Kota Bekasi.
Jika program tersebut berhasil, dari 800 toko ritel yang ada di Bekasi, pihaknya memperkirakan bisa mengurangi 80 ton sampah plastik.