DKI Dorong Peralihan Kantong Plastik Daur Ulang

Tumpukan sampah
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Ginanjar Mukti

VIVA.co.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendorong peralihan kantong plastik yang dapat didaur ulang atau terbuat dari bahan ramah lingkungan.

Kisah Sarimin Kuliahkan Anak dari Sampah

Hal itu untuk mengurangi jumlah kantong plastik yang sulit terurai, serta sejalan dengan pemberlakuan kantong plastik berbayar.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adji, mengatakan, salah satu bahan yang bisa dipakai seperti plastik dari tepung tapioka dan bersifat biodegradable.

Biodegradable adalah limbah yang dapat hancur atau terurai oleh organisme hidup lainnya dan berasal dari tumbuhan atau hewan.

"Harapannya warga enggak pakai plastik lagi, tapi pakai tas ramah lingkungan, daur ulang atau bekas kain. Intinya ajak warga kurangi sampah, gunakan kantong plastik ramah lingkungan," kata Isnawa, usai acara peringatan Hari Peduli Sampah Nasional di Jakarta, Minggu, 21 Februari 2016.

Menurut dia, penggunaan plastik dari bahan konvensional akan sangat merugikan lingkungan. Selain menghasilkan tumpukan sampah yang sulit terurai, zat kimia dari plastik juga mencemari lingkungan.

"Sudah saatnya warga berpikir bisa bikin plastik tapi dari tepung tapioka yang biogradeable," kata Isnawa.

Terkait pemberlakuan kantong plastik berbayar, Isnawa membenarkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mengusulkan harga Rp5.000. Angka itu dinilai logis untuk ukuran ibu kota, meskipun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK) mengusulkan harga minimal Rp200.

"Sampah kantong plastik ini tergolong banyak di Jakarta, harapannya di Jakarta tiap belanja mau pakai kantong plastik, ya harganya Rp5.000," ujarnya.

Seperti diketahui, regulasi pemberlakuan plastik berbayar dikeluarkan oleh Kementerian LHK untuk menekan penggunaan plastik yang menghasilkan sampah sulit terurai. Regulasi ini diberlakukan di 22 kota di Indonesia, di antaranya Jakarta, Bandung, Surabaya, Balikpapan, dan Jayapura, Papua.