Warga Kalijodo Tolak Tawaran Ahok Pindah ke Rumah Susun
- VIVA.co.id/Fajar Ginanjar Mukti
VIVA.co.id – Warga kawasan lokalisasi prostitusi Kalijodo di Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, menganggap tawaran Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kepada mereka tak menarik.
Ahok, sapaan akrab Basuki, menjanjikan ganti rugi berupa unit rumah susun, bantuan pendidikan berupa Kartu Jakarta Pintar (KJP) kepada anak-anak warga, tiket gratis TransJakarta, hingga bantuan modal usaha.
Sumiyati (43), salah satu warga pemilik kios makanan dan minuman ringan mengatakan tawaran ganti rugi itu tidak menjamin kehidupannya akan tetap sejahtera saat sudah bertempat tinggal di rusun.
"Di rusun kami mau usaha apa? Mau buka warung, tetangga kanan kiri juga usaha yang sama," ujar Sumiyati di kiosnya, Sabtu, 20 Februari 2016.
Sumiyati mengaku belum memiliki rencana jika Pemerintah Provinsi DKI melakukan pembongkaran kiosnya setelah mengeluarkan Surat Perintah Bongkar (SPB) awal Maret nanti.
Sumiyati begitu menggantungkan hidupnya dari kios yang telah ia kelola selama 20 tahun. Ia biasa mendapat penghasilan Rp400.000 hingga Rp500.000 setiap hari dari kios yang ia kelola.
Namun, setelah rencana penertiban mengemuka, terutama paska Surat Peringatan Pertama (SP 1) dikeluarkan pada Kamis, 18 Februari 2015, penghasilannya kini paling tinggi hanya Rp100.000 per hari.
Pemilik kafe dan para Pekerja Seks Komersil (PSK) yang biasa menjadi langganannya perlahan-lahan meninggalkan Kalijodo sebelum penertiban terlaksana.
"Dari sini (kios) saya bisa nyekolahin tiga anak. Sekarang kalau mau digusur, enggak tahu lah. Sekarang uang juga tinggal Rp20.000 lagi. Saya enggak mau digusur," ujar Sumiyati. (ase)