Perampokan Pegawai Telkom, Ini 'Hukuman' untuk Metromini
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id – Keamanan dan kelayakan angkutan Metromini kembali disorot setelah seorang pegawai Telkom tewas diduga akibat dirampok di dalam bus.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah mengatakan, seharusnya Metromini bergabung dengan manajemen Trans Jakarta agar hal serupa tidak terjadi. Selain kelayakan bus, pengawasan juga lebih mudah dilakukan.
"Solusinya memang dia harus bergabung dengan kita, tapi kalau dia mau bergabung juga enggak akan bisa sampai kapan pun, karena kepemilikannya satu orang punya satu, satu orang punya dua," ujar Andri di Balai Kota, Jakarta, Senin, 15 Februari 2016.
Karena tak kunjung bersatu, lanjut Andri, pihaknya tidak bisa menunggu metromini untuk bergabung. Solusi jangka pendek, Pemda DKI akan menempelkan trayek bus bantuan Kemenhub dengan trayek Metromini. Selain itu, penertiban Metromini juga terus dilakukan.
"Saya sudah minta mereka bersatu. Kita sudah minta agar mereka mengirimkan supirnya untuk kita latih, tapi sampai sekarang tidak dikirim, ya kita tinggal," kata dia.
"Kalau perampokan bukan masalah Metromini, masalah perampokannya ditangani Polda, kalau terkait masalah kelayakan tidak ada urusan mau ada perampokan atau tidak kita terus tertibkan," kata dia.
Sebelumnya, seorang Manager WirelessProduct Divisi Service and Solution Telkom, Bagus Budiwibowo (41) harus meninggal, diduga akibat perampokan yang dialaminya di bus 640 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang.Saat itu, Kamis 11 Februari 2016 pukul 17.30 WIB, Bagus diduga dirampok empat orang perampok.
Akibatnya, Bagus jatuh dari bus tersebut dan kepalanya membentur aspal. Bagus sempat dibawa ke rumah sakit tapi akhirnya tewas, setelah dua hari dirawat.
Ia sempat mendapatkan operasi jahitan di kepala belakang. Tetapi, pendarahan di kepalanya sudah mencapai 60 persen.
Baca juga: