Pegawai Telkom Tewas Bukan karena Perampokan
- Lilis Khalisotussurur/ VIVA.co.id
VIVA.co.id – Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Krishna Murti menjelaskan, informasi perampokan pegawai PT Telkom, Bagus Budiwibowo masih simpang siur. Sebab, keterangan sopir bus dan kernet 640 selalu berubah-ubah.
"Supir dan kernet berubah-ubah keterangan, apakah yang bersangkutan merupakan korban kejahatan di atas bus, atau korban kecelakaan jatuh saat bus yang bersangkutan turun dan bus berjalan," ujar Krishna di Polda Metro Jaya, Jakarta, Minggu 14 Februari 2016.
Ia mengatakan, keterangan sopir dan kernet bus tersebut masih ia dalami. Nantinya, akan ia pastikan ke publik soal peristiwa tersebut, apakah betul terjadi kejahatan jalanan. Info yang ia dapat dari sopir dan kernet bus 640, mereka hanya mengarang cerita perampokan tersebut pada rekan korban saat di rumah sakit.
"Di Polda pengakuannya berbeda. Mereka yang mengarang cerita. Belum ada konklusi, apakah terjadi tindak pidana. Jadi, concern kami untuk ungkap terang benderang peristiwa yang terjadi supaya tak simpang siur," kata Krishna.
Ia menjelaskan, cerita sopir dan kernet bus 640 belum menjadi pegangan Kepolisian. Saat ini, Kepolisian masih memfokuskan pada fakta bahwa tas, dompet, dan laptop korban masih ada dan sudah diamankan Kepolisian lalu lintas.
"Hp yang hilang kami lakukan pencarian," kata Krishna.
Sebelumnya, seorang Manager Wireless Product Divisi Service and Solution Telkom, Bagus Budiwibowo (41) meninggal dunia, diduga akibat perampokan yang dialaminya di bus 640 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang.
Saat itu, Kamis 11 Februari 2016 pukul 17.30 WIB, Bagus diduga dirampok empat orang sindikat perampok. Akibatnya, Bagus jatuh dari bus tersebut dan kepalanya membentur aspal.
Bagus sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi akhirnya tewas, setelah dua hari dirawat. Ia sempat mendapatkan operasi jahitan di kepala belakang. Tetapi, pendarahan di kepalanya sudah mencapai 60 persen. (asp)