Polisi Pastikan Mainan Anak di Bekasi Bukan Kondom
Jumat, 5 Februari 2016 - 07:29 WIB
Sumber :
VIVA.co.id - Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) memastikan bahwa mainan anak-anak yang ditemukan di Bekasi beberapa waktu lalu bukan kondom atau berbahan baku karet daur ulang limbah kondom bekas.
Polisi sudah memeriksa sampel mainan anak-anak yang ditemukan pada jajanan Kotak Kado itu di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Markas Besar Polri. Hasil pengujian, mainan itu tidak identik dengan kondom asli. Mainan berbentuk balon itu dipastikan aman untuk anak-anak.
"Kami melakukan pemeriksaan dengan sampel memiliki bahan yang menyerupai kondom tersebut berbeda dengan kondom, dan tidak mengandung bahan berbahaya," kata Ketua Tim Puslabfor Mabes Polri, Astarini Endah, kepada wartawan di Markas Polda Metro Jaya di Jakarta pada Kamis, 4 Februari 2016.
Astari juga memastikan bahwa mainan itu tidak berasal dari limbah kondom, sebagaimana yang ramai diperbincangkan di media sosial. “Kandungan dan komposisi kimianya juga berbeda (dengan kondom),” ujarnya.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Erlinda, mengapresiasi upaya polisi yang telah menyelidiki jajanan anak-anak itu. Dia mengatakan, informasi seputar kondom di jajanan itu sudah menimbulkan kegelisahan dan keresahan di kalangan ibu dan masyarakat luas.
Baca Juga :
Jajanan Anak Mirip Kondom Dijual Rp1.000
Tanpa penjelasan resmi dari aparat terkait, dikhawatirkan anak-anak yang sudah memiliki pendidikan seksual dapat menginterpretasikannya dengan hal-hal negatif.
"Kami dari KPAI mengkhawatirkan kalau anak-anak yang tidak mempunyai pengetahuan pornografi, tidak mengetahui plastik itu seperti apa. Saat ditunjukan, mereka sama sekali tidak mempunyai pikiran seperti itu. Tapi kalau anak-anak yang sudah melihat aksi pornografi, mereka tahu seperti apa benda itu," katanya.
Publikasi media massa tentang jajanan anak itu, menurut Erlinda, harus membuat masyarakat peduli dan meningkatkan pengawasan. Aparat pun diminta tak hanya mengamankan mainan-mainan yang berbahaya bagi anak, tetapi juga mencegah penyebaran informasi pornografi, terutama di media sosial.
KPAI mengamati fenomena penyebaran pornografi melalui media sosial kepada anak-anak belakangan ini. “Bahkan sudah di-blasting (disebarkan) ke akun pribadinya, karena anak-anak sekarang sudah pakai media sosial," kata Erlinda.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Publikasi media massa tentang jajanan anak itu, menurut Erlinda, harus membuat masyarakat peduli dan meningkatkan pengawasan. Aparat pun diminta tak hanya mengamankan mainan-mainan yang berbahaya bagi anak, tetapi juga mencegah penyebaran informasi pornografi, terutama di media sosial.