Waspada, Wabah DBD Mengganas di Jakarta Timur
Selasa, 2 Februari 2016 - 12:40 WIB
Sumber :
- http://www.go4healthylife.com
VIVA.co.id - Wabah demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Jakarta Timur semakin mengganas dan jumlah penderita mengalami peningkatan drastis.
Tercatat hingga periode Januari 2016, jumlah penderita DBD sudah menyentuh angka 157 kasus. Angka itu meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 76 kasus per Januari.
Dari 10 kecamatan yang ada di Jakarta Timur, Kecamatan Duren Sawit mencapai angka tertinggi hingga 29 kasus. Padahal, tahun lalu saat periode Januari di wilayah tersebut hanya 15 kasus.
"Di awal tahun memang ada kenaikan kasus dibanding tahun lalu. Dua kali lipat lah. Ada beberapa kecamatan seperti di Duren Sawit. Tapi tidak semua kecamatan," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur, Iwan Kurniawan, Selasa 2 Februari 2016
Iwan menambahkan, dari jumlah itu, pihaknya belum menerima laporan adanya korban meninggal yang terkena DBD. Sementara pada tahun lalu ada tiga orang meninggal akibat DBD di wilayah Jakarta Timur.
Baca Juga :
Tiga Pasien DBD di Wajo Meninggal
Baca Juga :
Cegah DBD, Menkes Ingatkan Lagi Soal Jumantik
Beberapa upaya terus dilakukan untuk menekan angka kasus DBD yang terjadi di wilayahnya. Selain melakukan sosialisasi setiap Senin hingga Kamis oleh kader Jumantik tingkat RT dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) setiap Jum'at, pihaknya akan melakukan fogging dengan memetakan wilayah yang paling banyak terkena wabah DBD.
"Fogging itu kan untuk memberantas nyamuk besar yah, bukan jentiknya. Makanya kami lakukan upaya PSN oleh kader jumantik ke rumah-rumah untuk memberantas jentiknya," katanya
Ia juga mengatakan upaya PSN ataupun fogging tidak akan berhasil jika masih kurangnya kesadaran pola hidup sehat dan bersih (PHBS) masyarakat.
"Makanya selain faktor cuaca, kurang sadarnya PHBS masyarakat yang membuat (Jakarta Timur) kasus DBD meningkat. Saya berharap masyarakat menjadi kader jumantik untuk di rumahnya masing-masing," jelasnya
Iwan menjelaskan, usia yang menjadi korban penyakit DBD di Jakarta Timur bervariasi mulai anak-anak hingga dewasa. Untuk pengobatan korban DBD, semua sudah ditanggung pemerintah.
"Kalau memang tidak ada BPJS, Pemerintah Provinsi DKI sudah mengcover biayanya," ujarnya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Ia juga mengatakan upaya PSN ataupun fogging tidak akan berhasil jika masih kurangnya kesadaran pola hidup sehat dan bersih (PHBS) masyarakat.