Soal Masjid Balai Kota, Jokowi Nilai Pernyataan Ahok Keliru
- VIVA.co.id/ Fajar Ginanjar Mukti
VIVA.co.id - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ada pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang keliru soal pembangunan Masjid Jami Fatahillah, di kompleks Balai Kota DKI, Jakarta.
Kekeliruan itu dinilai terjadi saat Ahok, sapaan akrab Basuki, memaparkan laporan terkait pembangunan masjid tersebut. Dalam paparannya, Ahok menyebutkan, rencana pembangunan Masjid Fatahillah baru diinisiasi di masa kepemimpinan Jokowi sebagai gubernur DKI.
Menurut Jokowi, setiap gubernur DKI menginginkan ada tempat ibadah yang layak bagi umat Muslim di kompleks Balai Kota.
"Jadi yang disampaikan Pak Gubernur itu keliru, salah," ujar Jokowi di halaman Masjid Fatahillah, Balai Kota DKI, Jumat, 29 Januari 2016.
Jokowi mengatakan, masa kepemimpinan gubernur-gubernur DKI sebelumnya selalu habis sebelum rencana pembangunan masjid terlaksana. Baru di masa kepemimpinan Ahok, pembangunan masjid dijadikan salah satu program prioritas.
Ahok mengambil keputusan membangun masjid di atas bangunan sebelumnya, Musala Fatahilah, yang dirobohkan. Lokasi itu dipilih lantaran tak ada lagi lahan kosong di kompleks Balai Kota.
"Semua gubernur mempunyai rencana (membangun masjid di Balai Kota) dan dilaksanakan penuh oleh Pak Ahok," ujar Jokowi.
Pembangunan Masjid Fatahillah menghabiskan anggaran Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI tahun 2015, sekitar Rp18,8 miliar.
Masjid memiliki dua lantai dengan luas 410 meter persegi (lantai satu) dan 594 meter persegi (lantai dua). Kapasitas masjid adalah 1.513 jemaah, jauh lebih banyak daripada kapasitas Musala Fatahillah, sebanyak 200 jemaah.
Peresmian masjid dilakukan dengan menandatangani prasasti. Jokowi ditemani Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin meninjau ruangan masjid. Jokowi kemudian melanjutkan acara dengan mengikuti salat Jumat.