Rawan Terorisme, Polres Depok Periksa Kos dan Kontrakan
Senin, 25 Januari 2016 - 08:54 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Irwandi Arsyad
VIVA.co.id
- Sempat disebut sebagai salah satu wilayah rawan pergerakan pelaku teroris, Polresta Depok dan jajaran semakin gencar melakukan penyisiran ke sejumlah kamar kos dan kontrakan di wilayah kota berikon belimbing tersebut.
Dalam operasi itu, yang berlangsung hingga Senin dinihari 25 Januari 2016, polisi bersama TNI dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Depok menyisir sejumlah kamar kos dan kontrakan yang berada di kawasan Margonda, Beji. Ini dilakukan untuk menekan ruang gerak pelaku teroris yang diyakini kerap bersembunyi di kamar kos maupun kontrakan.
"Semua penghuni kamar kos yang ada di wilayah ini sudah kami data. Ini untuk memastikan identitas mereka sehingga apa yang tidak kita inginkan bisa terhindar," kata Kapolsek Beji, Komisaris Ni Gusti Ayu, usai memimpin razia tersebut.
Hingga operasi pendataan berakhir, petugas tidak menemukan adanya penghuni kamar kos maupun kontrakan yang mencurigakan. Petugas, hanya mendapati pasangan muda-mudi yang berpacaran hingga larut malam. Oleh petugas keduanya pun ditegur.
"Alhamdulillah, sejauh ini masih kondusif. Kami tidak menemukan adanya orang yang mencurigakan. Meski demikian operasi serupa akan semakin gencar kami lakukan," timpal Kanit Reskrim Polsek Beji, AKP Syah Johan. Hal serupa juga dilakukan jajaran Polsek Sukmajaya dibawah pimpinan langsung Kapolsek, AKP Supriyadi.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), menegaskan, Depok masih menjadi salah satu kota rawan pergerakan teroris. Ada beberapa faktor, salah satunya karena di kota berikon belimbing ini sempat menjadi basis utama paham radikal Negara Islam Indonesia (NII).
"Depok salah satu potensi yang sangat rawan karena dalam sejarahnya disini sempat berkembang aliran atau paham NII. Bisa dibilang tempat bersemainya teroris. Ya itu tadi, karena disebabkan basis NII pernah ada disini, itu ada kaitannya dengan kampus-kampus," kata Peneliti Ahli BNPT, Sidra Tahta Mukhtar
Pernyataan Sidra diperkuat dengan adanya temuan senjata api dan amunisi milik teroris di salah satu kampus terkenal di Indonesia yang berada di wilayah Depok. Sebagai salah satu kota yang sempat dijadikan lokasi persembunyian pelaku teroris, polisi pun menaruh atensi penuh terhadap Kota Depok.
Berbagai cara pun gencar dilakukan aparat keamanan di kota yang berbatasan langsung dengan ibu kota tersebut untuk menekan ruang gerak pelaku antara lain dengan melakukan pendataan dan pengawasan terhadap penghuni kontrakan serta kosan.
Bukan itu saja, sejumlah pasukan bersenjata juga semakin diintensifkan memperketat penjagaan di beberapa titik perbatasan Depok.
Modus Teroris
Kapolresta Depok, Komisaris Besar Dwiyono mengatakan, saat ini pelaku teroris memiliki sistem atau modus baru sebelum melancarkan aksinya. Yakni, dengan bersembunyi di kos-kosan atau kontrakan menggunakan identitas orang lain.
"Jadi mereka yang memiliki pendukung atau simpatisan yang belum terdeteksi petugas inilah yang digunakan sebagai penyewa kosan atau kontrakan. Nah, nanti yang tinggal si pelakunya (teroris). Mereka tidak bisa memberikan jaminan identitas karena tahu sedang dicari petugas," jelas Dwiyono.
Untuk itu, ia pun berharap, agar jajarannya yang berada di lingkungan Bhayangkara Pembina Keamanan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkantibmas) sebagai ujung tombak ditengah masyarakat untuk bisa membaut dan melakukan deteksi sedini mungkin.
Dwiyono mengaku sudah melakukan pemetaan terhadap lokasi ataupun titik rawan yang berpotensi dijadikan lokasi persembunyian teroris.
"Memang ada beberapa tempat yang perlu diwaspadai, terutama ditempat-ditemapt yag banyak kosan dan kontrakan yang ada dipinggiran Kota Depok yang seringkali luput dari pantauan. Ini yang kami atensikan juga," terangnya
Dan untuk mereka yang bisa memberikan info penting terkait keberadaaan pelaku teror, Dwiyono pun berjanji akan memberikan reward khusus.
"Jika ada info tentang teroris dan itu benar, akan dapat reward. Datangi satu persatu. Datangi kenali mereka. Karena ini tugas pokok," kata dia. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya