Usai Makan Burger King Rp12 Juta, Polisi Kaget Bom Starbucks
- VIVA.co.id/Danar Dono
VIVA.co.id - Kekacauan yang terjadi saat pelaku teroris meledakkan bom di pos polisi dan menyerang dengan menggunakan senjata api, membuat polisi tidak menyadari ada bom bunuh diri yang pertama kali meledak di Starbucks Coffee, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Tito Karnavian saat berjumpa dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa di Mapolda Metro Jaya, mengungkapkan, terjadi kekacauan saat serangan di pos polisi pada sekitar pukul 10.39 WIB. Ini dari hasil pengamantan CCTV yang didapat dari Gedung Jaya, Jalan Thamrin.
"Tidak perhatikan Starbucks, karena di pos polisi ada tiga orang tergeletak. Saat itu terjadi kekacauan, disorientasi informasi. Polisi fokus di pos polisi," katanya.
Menurut Kapolda, bom bunuh diri yang terjadi di Starbuck justru diketahui sekitar 15 menit setelah petugas melumpuhkan Afif atau Sunakin dan Mohammad Ali, yang tewas ditembak di depan Starbucks.
Setelah melumpuhkan keduanya, polisi bahkan sempat menikmati Burger King yang berada di sebelah kedai kopi yang berbasis di Amerika Serikat itu. Kaca-kaca di bagian depan Starbuck yang pecah dianggap karena terkena tembakan.
"Makan Burger King sampai habis Rp12 juta, kita hubungi manajemennya karena tidak ada orang dan kita bayar. Itu belum menyadari Starbuck ada bom," katanya.
Aksi bom bunuh diri di Starbuck diketahui setelah ada petugas yang melihat ada mayat tergeletak di dalam kedai kopi itu.
"Ada mayat satu, di badannya ada luka lubang besar. Ini Ahmad, kita baru tahu ada bom bunuh diri, 11.15 WIB baru ketahuan," katanya.
Berikut ini nama pelaku yang dirilis Polda Metro Jaya:
1. Afif atau Sunakin, pelaku.
Tewas ditembak polisi di depan Starbucks.
2. Moh. Ali, pelaku.
Tewas ditembak polisi di depan Starbucks.
3. Dian joni kurniadi, pelaku.
Tewas akibat ledakan di pos polisi.
4. Ahmad, pelaku.
Tewas meledakkan diri di dalam Starbucks.