Dokter Chiropractic Allya Siska Juga Jadi Buronan FBI

Sumber :
  • VIVA.co.id / Irwandi Arsyad
VIVA.co.id
- Polda Metro Jaya telah berkoordinasi dengan Federal Bureau of Investigation yang merupakan badan investigasi utama milik Amerika Serikat untuk memburu Randall, dokter Chiropractic First yang diduga membuat Allya Siska tewas.


Allya diketahui meninggal dunia usai menjalani terapi di klinik tulang yang berada di Pondok Indah Mal (PIM), Jakarta Selatan.


Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti, menjelaskan, berdasarkan informasi dari FBI, Randall telah berada di Los Angeles pada 22 Desember 2015 lalu.


"Randall tinggal di San Diego, Amerika. Karena tidak ada perjanjian ekstradisi dengan Amerika, maka kami tidak melakukan proses di Indonesia, dan meminta kepada FBI untuk proses pidana di Amerika," ujar Krishna di kantornya, Rabu, 20 Januari 2016.


Baca juga:

Diduga Korban Malapraktik, Perut Remaja Berlubang
Krishna melanjutkan, jika pun Randall tidak ada di Amerika atau di negara lain yang memiliki perjanjian ekstradisi dengan Indonesia, maka akan dikirimkan red notice melalui divisi Hubungan Internasional Polri.
Keluarga Korban Obat Bius Kecewa RSMH Tak Beri Penjelasan

"Red notice itu berlaku di seluruh dunia, apabila yang bersangkutan ada di negara yangg ada perjanjian ekstradisi dengan Indonesia, maka kami ekstradisi dan bisa diproses di Indonesia," ucap dia.
3 Pasien di Lampung Tewas karena Obat Bius


Krishna mengaku sudah mengirimkan data pelanggaran apa saja yang dilakukan oleh Randall, kemudian hasil autopsinya dan keterangan saksi.


"
Summary-
nya sudah dibawa FBI untuk pelajari. Nanti mereka akan berdiskusi dengan jaksa penuntut umum di Amerika kemudian akan kembali kepada kami. Setelah mereka mempelajari, apabila ada kebutuhan dokumen, akan dilengkapi," ucap Krishna.


Seperti diberitakan, Allya Siska Nadya (33) meninggal diduga akibat malapraktik di klinik Chiropractic First, Pondok Indah Mal, Jakarta Selatan, Agustus 2015. Usai menjalani terapi di klinik itu pada 6 Agustus 2015, Allya mengeluhkan sakit di lehernya dan muntah-muntah.


Allya lantas dibawa ke RS Pondok Indah. Namun, esok harinya, nyawa Allya tak tertolong lagi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya