Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol
- VIVA.co.id / Dody Handoko
VIVA.co.id - Dirja atau juga dikenal dengan panggilan Jaja, dikenal sebagai pelukis arwah orang yang telah meninggal. Aneh tapi nyata, namun begitulah faktanya.
Sepintas yang dilakukan oleh Dirja, adalah sesuatu yang tak masuk akal. Ia mengatakan bahwa hasil guratannya bisa diperlihatkan pada yang pernah melihat sosok tersebut, semasa hidup, dalam mimpi, dan peninggalan foto, untuk mengecek kebenarannya.
Dari sekian hasil sketsa, terdapat guratan para almarhum tokoh-tokoh Islam yang sudah ratusan tahun meninggal. Serta ada juga lukisan arwah yang belum begitu lama meninggal, pun juga ada lukisan seorang wanita korban pembunuhan, dan lain sebagainya.
Tentang pembuatan lukisan penghuni alam lain, bapak 50 tahun ini mengungkapkan melakukan dalam waktu tidak begitu lama.
“Kalau hanya untuk membuat sketsanya kurang lebih sekitar 5 menit, tapi kalau dihalusin jadi semacam lukisan, bisa sekitar 20 menitan,” kata Dirja yang tinggal di komplek perumahan Taman Adiyaksa, Tigaraksa, Tangerang, Banten.
Ia menambahkan, untuk membuat sketsa arwah, terkadang ada kendala dengan prosesi pemanggilan. Sebab, ada kalanya yang diundang belum bisa hadir, sehingga dibutuhkan waktu khusus.
Namun, jika yang diundang dari kalangan gaib atau bangsa jin yang biasa, semisal khodam dan sejenisnya, dalam pengalaman Jaja, tidak terlalu butuh waktu khusus.
Untuk membuktikan kebenaran sketsa atau lukisan sosok arwah yang dibuatnya, bisa dicocokkan dengan foto yang bersangkutan, itu pun kalau ada. Kalau tidak meninggalkan foto, bisa cari saksi hidup yang pernah melihat sosok almarhum semasa hidupnya.
“Dengan cara seperti itu, kita fair. Jadi bisa dibuktikan langsung kebenaran sketsa yang saya buat. Kalau sama, katakan sama, kalau tidak, katakan tidak," kata dia.
Lukisan Dirja dapat mengungkap misteri wajah leluhur yang dituangkan ke dalam bentuk gambar. Hal ini sangat membantu yang tidak punya foto leluhur. Daya metafisis Dirja dapat juga menguak misteri penyebab kematian seseorang yang terbilang misterius, seperti yang tertuang dalam catatan sketsa seorang wanita.
Di bawah sketsanya, selain diberi keterangan jam hadir dan pembuatan sketsa si arwah, juga dilengkapi dengan keterangan, bahwa ia mati dengan cara dicekik. Walau tentu saja, untuk yang ini dibutuhkan bukti forensik sebagai penguat data dan fakta.
Dirja menceritakan, kemampuannya dapat membuat lukisan arwah, bermula dari peristiwa yang tidak ia duga-duga. Pada waktu itu, sekitar pertengahan tahun 2003, saat ia masih bekerja di kapal pesiar, ia sempat ditemui oleh seorang wanita cantik, yang kemudian ia mengaku bernama Mariam, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Si Manis Jembatan Ancol.
“Saat itu, kapal tempat kami bekerja tengah bersandar di Ancol. Terus saya iseng-iseng beranjak ke gladak untuk duduk istirahat. Tiba-tiba muncul seorang wanita cantik mengenakan kain sari berwarna hijau,” ucap dia.
Penasaran, siapa wanita misterius itu, Dirja menanyakan siapa namanya. Dengan dingin wanita itu mengaku bernama Mariam, dan ia juga mengaku sebagai penjaga Ancol dan sekitarnya.
Melihat wanita yang tak biasa itu, entah dari mana inspirasinya, tiba-tiba Dirja muncul keinginan untuk membuat sketsanya, padahal ia tidak punya keahlian dalam hal itu. Ia pun lalu menawarkan pada Mariam.
Mariam pun mengiyakan. Pak Jaja yang memang biasa membawa buku dan bolpoin untuk mencatat pengeluaran barang-barang dari kapal itu, langsung membuat sketsa wajah Mariam dengan kertas di tangannya tersebut. Begitu cekatan ia membuat sketsa dan tangannya seperti ada yang menuntun.
Tak lama kemudian, sketsa Si Manis Jembatan Ancol itu rampung dibuat yang diiringi oleh keheranan Dirja sendiri, kenapa ia tiba-tiba bisa membuat sketsa. Dan, bersama itu Mariam berpesan agar sketsa itu jangan sampai dikomersialkan, untuk kemudian ia pun menghilang.