Mahasiswa UI yang Hilang Dikenal Cerdas dan Berprestasi
Senin, 18 Januari 2016 - 16:54 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id / Muhammad Hary Fauzan (Bekasi)
VIVA.co.id
- Nadil Muhammad Dzakir (20 tahun), mahasiswa Universitas Indonesia (UI), yang hilang dan meninggalkan rumahnya di Perumahan Bekasi Timur Permai Blok D17 Batara Kamajaya No 4 RT 04/12, Setia Mekar, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, merupakan anak yang cerdas dan berprestasi.
Nurbaiti, ibu Nadil, mengatakan sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), mahasiswa semester satu jurusan fisika itu, selalu bersekolah di sekolah negeri. Dia pun menjadi siswa yang memiliki nilai tertinggi di sekolah.
Saat duduk di SMP Negeri 11 Bekasi, anak kedua pasangan Yasin (50) dan Nurbaiti (54) itu merupakan siswa teladan. "Di SMP dari kelas 1,2, dan 3 dia selalu rangking 1," kata Nurbaiti, saat ditemui di rumahnya, Senin, 18 Januari 2016.
Ketika duduk di bangku SMA Negeri 76 Jakarta, meski menjadi ketua organisasi rohani Islam (rohis), Nadil tetap memiliki nilai yang baik. Dengan kecerdasan yang dimiliki itu, Nadil kerap menjadi andalan bagi sekolahnya untuk setiap perlombaan ilmu pengetahuan.
"Saat SMA, prestasinya pun cukup baik sebagai finalis olimpiade sains tingkat daerah mewakili semua sekolah di Jakarta Timur," ujar Nurbaiti.
Saat lulus SMA, Nurbaiti mengungkapkan, anaknya tak merepotkan orangtuanya yang hanya buruh pabrik. Nadil berhasil melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi dengan mendapatkan beasiswa di Universitas Surya, Serpong, Tangerang.
"Dia kuliah beasiswa di kampus itu dan mengambil jurusan Bioteknologi Meuressains. Bahkan, waktu kuliah dia dikasih laptop dan biaya administrasi Rp12 juta dari kampusnya untuk mengurus uang pertama kuliahnya," ujarnya.
Namun, Nadil hanya sampai empat semester di kampus itu. Sebab, Nadil yang pendiam dan senang membaca buku sains itu lolos ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun lalu.
Diakui Nurbaiti, anaknya tak banyak bermain seperti kebanyakan anak seusianya. Nadil hanya keluar rumah ketika akan salat di musala.
Baca Juga :
ITS Lombakan 2 Kapal Tenaga Matahari ke Jepang
Baca Juga :
Anak Pemulung Raih Skripsi Terbaik di Unnes
Ketika duduk di bangku SMA Negeri 76 Jakarta, meski menjadi ketua organisasi rohani Islam (rohis), Nadil tetap memiliki nilai yang baik. Dengan kecerdasan yang dimiliki itu, Nadil kerap menjadi andalan bagi sekolahnya untuk setiap perlombaan ilmu pengetahuan.
"Saat SMA, prestasinya pun cukup baik sebagai finalis olimpiade sains tingkat daerah mewakili semua sekolah di Jakarta Timur," ujar Nurbaiti.
Saat lulus SMA, Nurbaiti mengungkapkan, anaknya tak merepotkan orangtuanya yang hanya buruh pabrik. Nadil berhasil melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi dengan mendapatkan beasiswa di Universitas Surya, Serpong, Tangerang.
"Dia kuliah beasiswa di kampus itu dan mengambil jurusan Bioteknologi Meuressains. Bahkan, waktu kuliah dia dikasih laptop dan biaya administrasi Rp12 juta dari kampusnya untuk mengurus uang pertama kuliahnya," ujarnya.
Namun, Nadil hanya sampai empat semester di kampus itu. Sebab, Nadil yang pendiam dan senang membaca buku sains itu lolos ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun lalu.
Diakui Nurbaiti, anaknya tak banyak bermain seperti kebanyakan anak seusianya. Nadil hanya keluar rumah ketika akan salat di musala.
Baca Juga :
Mahasiswa Brawijaya Buat Jelantah Jadi Pengharum Ruangan
Pengharum ruangan model ini sudah dijual di pasaran.
VIVA.co.id
6 Agustus 2016
Baca Juga :