Bom Sarinah
Budi Waseso: Lebih Darurat Narkoba daripada Terorisme
Jumat, 15 Januari 2016 - 13:34 WIB
Sumber :
- ANTARA/M Agung Rajasa
VIVA.co.id
- Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal Budi Waseso, tampaknya tidak begitu khawatir dengan aksis teror yang diduga dilakukan kelompok teroris. Dia lebih khawatir jika pemberantasan narkotika tidak tertangani secara maksimal.
"Lebih darurat narkoba daripada darurat terorisme," kata Budi Waseso ditanya soal bom Sarinah seusai memberikan pengarahan di kantor BNN Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Jumat, 15 Januari 2016.
"Lebih darurat narkoba daripada darurat terorisme," kata Budi Waseso ditanya soal bom Sarinah seusai memberikan pengarahan di kantor BNN Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Jumat, 15 Januari 2016.
Dia berargumen, pemberantasan terorisme lebih mudah dari pada narkoba karena gerakannya lebih nyata. Begitu beraksi, pelaku teroris mudah ditangkap atau ditembak. "Di Sarinah kemarin langsung ditembak mati," ujar Buwas, panggilan Budi Waseso.
Dampak terorisme, lanjut mantan Kepala Bareskrim Mabes Polri itu, juga tidak semasif dampak peredaran narkotika. Narkoba juga merapuhkan mental generasi penerus sehingga masa depan negara terancam.
"Sekarang lihat, semua lini sekarang dimasuki narkotika. Dari anak TK sampai lingkungan instansi pemerintahan. Bahkan di BNN narkoba juga masuk. Ini berbahaya. Karena itulah Bapak Presiden menyatakan Indonesia darurat narkoba," kata Waseso.
Sebab itulah dia menegaskan bahwa BNN akan betul-betul berperang melawan para bandar narkotika. "Apalagi Indonesia menjadi pangsa pasar narkotika terbesar se Asean. Pengguna di negeri kita saat ini sekitar lima juta orang," ucap Waseso.
Dia kembali menegaskan bahwa ke depan BNN akan memprioritaskan pencegahan. Rehabilitasi tetap akan dilakukan tapi dengan cara yang lebih berkualitas. "Saya tidak mau target rehabilitasi secara kuantitas. Saya mau target kualitas," ucap Waseso.
Tahun ini, lanjut dia, direncanakan 400 ribu pengguna narkotika direhabilitasi. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dari target tahun sebelumnya yang 100 ribu pengguna. Target 400 ribu pengguna akan direhabilitasi tersebut masih dalam tahap pembahasan.
"Target 400 ribu pengguna direhabilitasi itu disampaikan presiden saat saya menghadap. Disiapkan dana dua triliun. Tapi saya minta sarana prasarana rehabilitasi harus dibenahi, agar rehabilitasi betul-betul bisa menyembuhkan pengguna," kata Waseso.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dia berargumen, pemberantasan terorisme lebih mudah dari pada narkoba karena gerakannya lebih nyata. Begitu beraksi, pelaku teroris mudah ditangkap atau ditembak. "Di Sarinah kemarin langsung ditembak mati," ujar Buwas, panggilan Budi Waseso.