Gegar Otak Dipukul Marinir, Bocah SD Terancam Tak Ikut UN

Kekerasan pada anak.
Sumber :
  • www.onvsoff.com

VIVA.co.id - Bocah Sekolah Dasar (SD) yang terluka akibat dikeroyok sejumlah oknum Anggota Kesatuan Marinir TNI Angkatan Laut Cilandak terancam tak dapat mengikuti ujian kelulusan atau ujian nasional (UN) yang digelar beberapa bulan mendatang.

T, bocah berusia 12 tahun, itu terancam tak dapat mengikuti ujian kelulusan di sekolahnya di SDN 01 Pagi Ciganjur. Karena ia harus menjalani perawatan medis akibat menderita luka-luka dan gegar otak ringan usai dipukuli anggota Marinir TNI AL.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Asrorun Niam Sholeh, mengatakan, jika tak bisa ikut UN, T bisa mengikuti ujian susulan yang telah diusulkan keluarga dan KPAI kepada pihak sekolah.

"Sudah koordinasi dengan pihak sekolah. Ujiannya dapat dispensasi karena dia sakit. Semoga bisa cepat pulih," kata Asrorun di RS Prikasih, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Rabu 13 Januari 2016.

Menurut Ni'am, kemungkinan nanti, T akan mengikuti ujian kelulusan di sebuah rumah aman yang direkomendasikan KPAI. Karena, jika pulih nanti, T akan segera dibawa KPAI ke rumah aman yang telah disiapkan.

"Rumah aman nanti ada penjagaan khusus. Ini dilakukan agar korban tidak menerima ancaman. Kasus ini akan saya bawa ke rapat Komisi VIII DPR RI," tambahnya.

Sebelumnya diketahui, T (12 tahun) yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami penganiayaan yang dilakukan sejumlah oknum anggota Marinir Cilandak. Dari kronologi yang didapat KPAI, kejadian bermula saat korban tertangkap tangan oleh marinir karena mencuri burung. Saat itu, korban juga menunjuk satu orang yang diduga pelaku lainnya berinisial M (14 Tahun).

Mendengar keterangan tersebut, sejumlah marinir itu kemudian juga melakukan pemukulan terhadap M.

LBH Jakarta Minta Marinir Pengeroyok Anak Bertanggung Jawab