Sudah 9 Ruang Terpadu Ramah Anak Dibangun di Jakarta Barat
- Fajar GM - VIVA.co.id
VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengingatkan, pembangunan Ruang Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang dikoordinir Pemerintah Provinsi DKI di banyak tempat di Jakarta bisa terlaksana karena pembayaran pajak yang dilakukan warga.
"Ini (pembangunan RPTRA) adalah bagian uang pajak bapak dan ibu yang dikembalikan pemerintah," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, di RPTRA Meruya, Kembangan, Jakarta Barat, Selasa, 29 Desember 2015.
Ahok kembali meresmikan penggunaan RPTRA. RPTRA Meruya Utara, merupakan RPTRA kesembilan yang diresmikan penggunaannya di tahun 2015.
RPTRA Meruya Utara, dibangun DKI dengan memanfaatkan kewajiban Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan pengembang PT. Metropolitan Kentjana, Tbk.
Presiden Direktur PT. Metropolitan Kentjana, Tbk. Husein Wijaya Kusuma menerangkan RPTRA Meruya Utara memiliki luas lahan 5.500 meter persegi. RPTRA Meruya Utara memiliki fasilitas antara lain bangunan serba guna seluas 126 meter persegi, dan fasilitas outdoor berupa lapangan futsal mini, lahan bercocok tanam, kolam gizi, jalur lari, serta area bersantai. RPTRA Meruya Utara dibangun dengan anggaran Rp990 juta.
"Kami juga sedang membangun dua RPTRA lagi di wilayah Jakarta Barat yang saat ini sedang berada dalam tahap penyelesaian. Kami berharap semua RPTRA yang kami bangun bisa bermanfaat bagi masyarakat. Kami juga titip kepada Pak Lurah agar menanamkan rasa memiliki kepada masyarakat supaya setiap RPTRA terjaga," ujar Husein.
Walikota Jakarta Barat Anas Effendi menyampaikan fungsi RPTRA-RPTRA di wilayah Jakarta Barat yang menurutnya sangat bermanfaat. Masyarakat, terutama anak dan orang tua, kini gemar berkunjung ke RPTRA untuk berolahraga, bercengkerama, dan berekreasi tanpa mengeluarkan biaya sama sekali.
"Kami harapkan di tahun 2016, Pak Gubernur bisa membantu mewujudkan target pembangunan 25 RPTRA di Jakarta Barat," ujar Anas.
Serupa dengan RPTRA lain, Ahok berpesan agar RPTRA Meruya Utara dijadikan tempat berkumpul bagi warga. Dengan berkumpul, warga bisa saling mengetahui kesulitan satu sama lain.
"Jangan sampai ada anak yang putus sekolah, tetangganya enggak tahu. Dari saling bercerita itulah kami mengharapkan, masyarakat bisa proaktif membantu tetangganya. Saat kesulitan diketahui, minimal laporkan ke lurah. Lurah sebagai estate manager bisa membantu," ujar Ahok.