Menguak Modus Kejahatan Warga Asing di Indonesia
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Beragam cara dilakukan warga asing untuk melakukan aksi kejahatannya di Indonesia. Salah satu lokasi yang menjadi sasaran empuk mereka berada di wilayah Bali. Dan rata-rata target mereka adalah sesama warga negara asing (WNA).
Hal itu disampaikan langsung Dirjen Imgrasi Ronny F Sompie di sela-sela kesibukannya usai membuka dies natalis ke 53 di Akademi Imigrasi, Cinere, Depok.
Terkait hal itu, Ronny punya penanganan tersendiri dengan lebih mengedepankan sinergitas terhadap pihak asing (Interpol) dan dinas terkait seperti TNI dan Polri. Penanganan ini dianggap penting untuk mencegah orang asing yang merugikan Indonesia.
"Kasus yang banyak kami tangani umumnya menyalahgunakan administrasi, apakah izin tinggal ataukah hal-hal yang berkaitan dengan paspor. Pidana ada juga yakni cyber crime, ada yang berkaitan dengan perkebunan dan kelautan. Ada orang asing yang menggunakan daerah kita sebagai tempatĀ menipu WNA juga. Misalnya penggunaan smart card untuk perbankan, banyak dari eropa timur melakukan penipuan di Bali," katanya.
Kasus itu pun menjadi atensi khusus bagi Ronny, sebab, sangat berdampak pada objek wisata di Indonesia.
"Kenapa pilih Indonesia? Saya kira hanya tempat saja, karena banyak orang asing yang memang datang ke sini. Mereka dalam perjalanan setiap tempat yag ada celah mereka gunakan, bukan berarti Indonesia target mereka, karena mereka loncat-loncat. Karena itulah kami saling bersinergi dengan Interpol," katanya.
Rata-rata, lanjut Ronny, warga asing yang menjadi korban kejahatan sesama warga asing umumnya berstatus sebagai pengusaha. Namun, ketika disinggung berapa jumlah data pelanggaran warga asing, Ronny mengaku hal itu perlu didata kembali.
"Mereka kebetulan datang ke Bali, pariwisata. Korbanya kebanyakan pengusaha di luar negeri. Yang jelas kita (Imigrasi) tidak bisa bertindak sendiri. Keberadaan WNA harus dilihat secara bersinergi," katanya.