18 Tewas di Metromini Maut, Ahok Desak Rel Layang Dibangun
- Fajar GM - VIVA.co.id
VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan pembangunan infrastruktur transportasi di Jakarta dilakukan dengan salah sejak awal masa pembangunan kota Jakarta dimulai.
Ahok, sapaan akrab Basuki mengatakan, pemerintah di awal masa pembangunan kota Jakarta lebih mengutamakan pengguna jalan pemilik kendaraan pribadi.
Akibatnya, infrastruktur jalan umum dibuat begitu banyak. Jalan tol melayang juga dibuat begitu banyak yang merangsang pertumbuhan kepemilikan kendaraan pribadi yang meningkat.
"Jalan tol malah diduluin," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Selasa, 8 Desember 2015.
Padahal, Ahok mengatakan, bila memikirkan puluhan tahun ke masa depan, pemerintah pada saat itu seharusnya membangun lebih banyak jalur melayang untuk moda transportasi kereta api.
Hal itu akan membuat keberadaan perlintasan sebidang kereta api di Jakarta tidak diperlukan. Baik kereta api maupun kendaraan pribadi dan kendaraan umum di jalan raya bisa menggunakan jalurnya masing-masing tanpa saling mengganggu.
"Seperti jalur kereta api yang naik di sisi timur (jalur melayang Stasiun Cikini - Stasiun Jayakarta). Di sana mau tiap satu menit, setengah menit kereta api lewat enggak masalah," ujar Ahok.
Maka dari itulah, Ahok mengatakan, dalam koordinasinya melalui sambungan telepon dengan Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan, ia mendesak diperlukannya perhatian pemerintah pusat terhadap pembenahan infrastruktur transportasi di Jakarta dengan memindahkan jalur kereta api ke jalur melayang.
Keberadaan banyak perlintasan sebidang di Jakarta menjadi perhatian setelah dalam rentang waktu satu pekan, dua kecelakaan terjadi melibatkan kereta api dan angkutan umum jalan raya di perlintasan sebidang.
"Saya bilang kita harus mengejar jalan layang," ujar Ahok.
Jonan ditugasi berkoordinasi dengan Ahok oleh Presiden Joko Widodo usai kecelakaan tabrakan Metromini dan Kereta Rel Listrik (KRL) di perlintasan sebidang Angke. Kecelakaan itu terjadi pada Minggu, 6 Desember 2015 dan merenggut 18 korban jiwa penumpang Metromini.
Sebelumnya, kecelakaan di perlintasan sebidang terjadi antara KRL dan bus gandeng TransJakarta di perlintasan Kedoya. Kecelakaan tersebut terjadi pada Sabtu, 28 November 2015 dan tidak menimbulkan korban jiwa.