Terungkap, Penyebab Ribuan Ikan Mati di Ancol
Selasa, 1 Desember 2015 - 16:17 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id / Danar Dono
VIVA.co.id
- Dampak dari matinya ribuan ikan di Pantai Ancol, Jakarta Utara membuat Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan DKI serta Polda Metro Jaya turun tangan untuk menyelidiki penyebab kematiannya.
Kepala Bidang Perikanan, Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan DKI, Lilik Litasari mengatakan, pihaknya langsung mengambil sampel ikan dan air di Ancol. Menurutnya, peristiwa ini memang tidak hanya sekali terjadi namun tiap tahun selalu terjadi.
Baca Juga :
Ahok: Ikan yang Mati di Ancol Bisa Dimakan
Kepala Bidang Perikanan, Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan DKI, Lilik Litasari mengatakan, pihaknya langsung mengambil sampel ikan dan air di Ancol. Menurutnya, peristiwa ini memang tidak hanya sekali terjadi namun tiap tahun selalu terjadi.
"Kalau kemarau panjang, kemudian hujan deras ada pemasukkan air yang sangat besar ke daerah muara di Ancol. Sehingga terjadi pembalikan atau pengangkatan Lumpur yang membuat kadar oksigen rendah," kata Lilik. Selasa, 1 Desember 2015.
Dia melanjutkan, kebanyakan ikan yang mati itu adalah ikan yang dekat dengan pantai bukan ikan laut dalam. Namun, pihaknya sudah mengambil sampel dari ikan dan air.
"Fenomenanya, lumpur ikut ke laut. Lumpur ada llimbahnya. Lumpur ini mengandung H2S. Racun itu akibat akumulasi dari limbah segala macam. Lumpur itu gak sampe tengah, di pinggir aja. Itu ikan yang hidup di sekitar pantai," ujar dia.
Menurutnya, sebenarnya sangat mudah untuk mencegah kembalinya terulang. Cukup dikeruk sungai-sungai yang ada di hilir. Selain itu, pengawasan pembuangan limbah baik dari masyarakat maupun pabrik-pabrik. "Kalau bisa buangnya ke penampungan limbah," ucap dia.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kalau kemarau panjang, kemudian hujan deras ada pemasukkan air yang sangat besar ke daerah muara di Ancol. Sehingga terjadi pembalikan atau pengangkatan Lumpur yang membuat kadar oksigen rendah," kata Lilik. Selasa, 1 Desember 2015.