Cerita Korban Malapraktik Ditawari Rp150 Juta dari RS

Dugaan Malapraktik
Sumber :
  • VIVA.co.id / Foe Peace

VIVA.co.id - Paman Falya Raafani Blegur, Yusuf Blegur (42), mengatakan Rumah Sakit Awal Bros sempat menawarkan uang sebanyak Rp150 juta kepada pihak keluarga.

Diduga Korban Malapraktik, Perut Remaja Berlubang

Rencananya, uang tersebut diberikan untuk menyelesaikan permasalahan mengenai dugaan malapraktek yang terjadi di Rumah Sakit tersebut.

"Dari RS itu ada penawaran jangan sampai masalah ini tersebar luas, dan ada bentuk perhatian secara uang duka sebesar Rp150 juta dari pihak RS Awal Bros kepada keluarga," ujar Yusuf di Jakarta, Jumat, 20 November 2015.

Yusuf menuturkan, keluarga menilai uang yang ditawarkan oleh RS Awal Bros merupakan bentuk itikad baik atas meninggalnya Falya yang baru berusia 15 bulan. Namun, Yusuf mengaku, pihak keluarga tidak meminta uang tersebut, melainkan meminta penjelasan atas meninggalnya Falya.

Lebih lanjut, Falya menyampaikan tawaran uang Rp150 juta terjadi dalam sebuah pertemuan pada Sabtu, 7 November 2015 lalu, yang dilakukan di ruang Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan dihadiri oleh perwakilan Dinkes Kota Bekasi dan perwakilan RS Awal Bros.

"Kami sekeluarga menolak uang itu. Kami hanya meminta penjelasan secara medis dan keterangan sebenar-benarnya kenapa kondisi Falya menurun dan kritis sampai meninggal," kata Yusuf.

Yusuf mengaku sampai saat ini pihak keluarga belum mendapatkan keterangan langsung dari RS Awal Bros. Pasalnya, keluarga Falya menduga ada kelalaian yang dilakukan oleh RS Awal Bros hingga menyebabkan Falya meninggal dunia.

"Sampai saat ini belum ada informasi lisan maupun tulisan tentang penyebab kematian Falya. Katanya sudah ada hasil investigasi tentang kematian, namun belum diberitahukan ke kami," kata Yusuf.

Yusuf juga mengatakan belum adanya keterangan dari RS Awal Bros sampai saat ini juga menjadi latar pelaporan kasus tersebut ke Kepolisian. Yusuf mengatakan pihak keluarga Falya hanya ingin RS Awal Bros menyampaikan fakta sebenar-benarnya ke hadapan publik.

"Kami minta RS secara terbuka mengakui kesalahan dan menyampaikan secara terbuka ke publik melalui media. Kelihatannya pihak RS keberatan soal itu," kata Yusuf.

Yusuf mengungkapkan, sampai saat ini Dinas Kesehatan Kota Bekasi sama sekali belum menemui keluarga Falya untuk membahas persoalan kematian balita tersebut. Ia menilai, Dinkes Kota Bekasi tidak netral dalam mengawal proses penyelesaian kasus tersebut.

"Dinas kesehatan setidaknya dia punya regulasi, yang melakukan pengawasan juga. Harusnya datang menyampaikan ucapan duka atau keprihatinan. Tapi malah sibuk terus berkomunikasi dengan RS Awal Bros," ujarnya.

Yusuf juga mensinyalir, alasan minimnya kepedulian Dinkes Kota Bekasi dilatari oleh ucapan Kepala Dinkes Kota Bekasi yang menyatakan bahwa kasus tersebut tidak perlu dibesar-besarkan dan latar belakangnya yang merupakan seorang dokter.

"Beliau juga diketahui praktik di RS Awal Bros. Secara Undang-Undang tidak melarang. Tapi kita tidak fokus pada latar belakangnya, tapi lebih kepada objektifitas," ujar Yusuf.

Sebelumnya diberitakan, Falya Raafani meninggal usai menjalani perawatan di RS Awal Bros, Bekasi. Falya, diduga meninggal setelah disuntik antibiotik.

Padahal, sebelum disuntik antibiotik, kondisi Falya sudah sehat Namun, setelah disuntik, kondisinya malah tiba-tiba turun drastis, dan akhirnya diketahui meninggal dunia. (ase)