Ahok Minta Penderita Gizi Buruk Diambil Paksa
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
"Saya bilang sama lurah, kalau ada anak kurang gizi, keluarganya enggak mau rawat, kita ambil paksa aja udah," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, di Balai Kota DKI, Senin, 9 November 2015.
Menurut Ahok, Pemprov DKI telah membayarkan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bagi sekitar 4,8 juta jiwa. Hal tersebut membuat siapapun di Jakarta sebenarnya bisa berobat gratis memanfaatkan program penjaminan kesehatan yang dilakukan pemerintah pusat itu.
"Kamu (penderita penyakit) enggak punya KTP Jakarta pun kita urus kok, bisa kita masukin ke jatah BPJS untuk orang terlantar," ujar Ahok.
Pemaksaan dilakukan karena keluarga terkadang malu atau tidak memiliki keinginan untuk membawa anaknya yang menderita penyakit untuk berobat.
Ahok mengatakan, hal tersebut yang terjadi pada bocah RGM di wilayah Cilincing, Jakarta Utara. Di usianya yang kesembilan tahun, RGM tidak bisa berdiri tegak karena menderita penyakit gizi buruk. Malnutrisi membuat daging di tubuhnya tidak berkembang sehingga tulang belulang terlihat jelas di balik lapisan kulit.
"Itu anak dari lahir sudah bermasalah. Jadi di Jakarta, ketika ada kesulitan keluarga kadang-kadang enggak mau lapor," ujar Ahok.
Ahok mengaku telah mendapat laporan mengenai kondisi RGM. Menurutnya, aparat wilayah kini tengah mengurus agar RGM bisa dirawat di RSUD Koja. Selain RGM, Ahok mengatakan, seluruh aparat wilayah Pemerintah Provinsi DKI harus memastikan agar di wilayahnya tidak ada warga penderita penyakit yang terlantar.
"Saya bilang ke lurah, RT/RW ini harus berfungsi. Kamu cuma ngurusi 30 rumah tangga, masa enggak tahu warganya," ujar Ahok.
Namun, bila warga yang bersangkutan ternyata enggan ditangani pemerintah, Ahok mengatakan, maka aparat wilayah harus membuat surat yang menyatakan warga bersangkutan memang tidak ingin menerima perawatan. Surat itu ditandatangani oleh warga. Dengan begitu, tidak ada lagi warga yang pura-pura mengeluh tidak diberi perhatian oleh pemerintah hanya demi mendapat belas kasihan.
"Kita enggak pengen Anda ngoceh kita enggak pernah rawat Anda."
(mus)